PRAMUKA.ID — Pandemi COVID-19 memaksa setiap individu yang termasuk di dalamnya ada anggota gerakan pramuka, pembina, pelatih, serta pengurus kwartir mengoptimalkan teknologi informasi sebagai media untuk berinteraksi, berkegiatan, serta menunjang setiap aktivitas dalam Gerakan Pramuka.
Akan tetapi jauh sebelum adanya pandemi, komunikasi teleconference sudah sering dilakukan namun tidak bisa dilakukan oleh setiap orang. Hanya lembaga tertentu atau bahkan hanya negara yang bisa melakukannya, karena diperlukan perangkat dan pendukung yang memadai.
Berbicara perangkat atau pendukung yang memadai, kita sebut itu sebagai bagian dari infrastruktur digital. Saat ini, berbagai aktivitas hidup manusia, juga anggota Gerakan Pramuka, tidak bisa lepas dari teknologi digital mulai dari berorganisasi, bekerja, belajar, berbelanja, dan lain sebagainya.
Pembangunan infrastruktur digital tentu diperlukan bagi pengembangan Gerakan Pramuka yang notabene mempunyai jutaan anggota yang saat ini tersebar di 34 Kwartir Daerah, 514 Kwartir Cabang, dan Ratusan Ribu Kwartir Ranting juga Gugusdepan.
Infrastruktur digital merupakan sebuah pondasi yang berfungsi untuk mendukung suatu sistem komputasi. Pembangunan infrastruktur ini bertujuan untuk memberikan kemudahan, meningkat efektivitas, dan efisiensi waktu dalam melaksanakan berbagai kegiatan dan ekonomi digital. Contoh yang paling mudahnya antara lain jaringan backbone, data center, dan cloud computing.
Secara pelayanan publik, kita bisa melihat implementasinya seperti inovasi-inovasi berbasis digital, sistem tata naskah elektronik, e-office, automation operational, persuratan elektronik, presensi berbasis web, penelaahan dokumen secara online, digitalisasi aset, serta virtual class atau virtual office.
Pengurusan dokumen atau data keanggotaan Gerakan Pramuka juga tentu harus dilaksanakan secara digital, seperti Kartu Tanda Anggota, Sertifikasi, Pengajuan Penghargaan, ataupun pendataan lainnya yang tentu akan lebih memudahkan semua pihak.
Kehadiran sistem informasi untuk organisasi dinamis dan modern tentu bisa memberikan kemudahan bagi kita untuk dapat melakukan kegiatan tanpa perlu lagi tatap muka secara langsung untuk hal-hal tertentu. Jika pemerintah telah menerapkan e-government dengan tujuan untuk mempermudah birokrasi, mempermudah akses kepada masyarakat, tentu Gerakan Pramuka tidak boleh tertinggal.
Dengan berbagai contoh implementasi yang sudah berjalan, pembangunan infrastruktur digital punya peranan penting dalam menunjang pengembangan Gerakan Pramuka. Peran pembangunan infrastruktur digital semakin penting, karena bisa memudahkan kita juga dalam hal monitoring, evaluasi, serta menentukan berbagai kebijakan.
Gerakan Pramuka yang telah ada sejak 1961, artinya sudah 62 tahun menjadi satu-satunya organisasi kepanduan yang diakui oleh negara, tentu merupakan organisasi yang besar, punya banyak potensi, serta harus lebih modern dalam tata kelolanya.
Tidak hanya dalam hal publikasi, namun juga dari sistem kelembagaan, sistem keanggotaan, serta hal lainnya tanpa mengurangi esensi pola pembinaan yang sudah ada. Selain memberikan kemudahan dalam pengelolaan organisasi, juga wujud nyata kita tidak ketinggalan zaman.
Infrastruktur digital dibuat untuk mendukung pengembangan Gerakan Pramuka lebih optimal. Memfasilitasi beragam kegiatan, program, serta semua pengembangan lainnya dengan tanpa menghilangkan metode kepramukaan yang sudah ada selama ini.
**
Choiri Setiawan, PusbangJusinfo Kwarda DIY