PRAMUKA.ID – Semangat persatuan dan kecintaan terhadap warisan bangsa mewarnai rangkaian kegiatan Perkemahan Antar Satuan Karya Pramuka (Peran Saka) Nasional Tahun 2025 di Gorontalo. Sebagai bagian dari Giat Wisata Unsur Kontingen, puluhan Pembina Pendamping (Bindamping) Saka Pramuka dari berbagai provinsi di Indonesia melakukan perjalanan inspiratif ke situs bersejarah Benteng Otanaha di Kota Gorontalo.
Kunjungan ini menjadi agenda istimewa bagi para bindamping yang bertugas mendampingi 1.724 peserta dari 34 Kwarda se-Indonesia selama Peran Saka Nasional 2025 berlangsung di Bumi Perkemahan Bongohulawa. Terdapat 348 anak tangga Benteng Otanaha yang curam, para bindamping secara simbolis mengikuti jejak perjuangan para pendahulu. ”Ini bukan hanya wisata, tapi pelajaran sejarah yang luar biasa,” tutur kakak Ujang Supriatna, salah satu Bindamping Kontingen dari Bandung, Jawa Barat.
Di tengah kesibukan mendampingi adik-adik di perkemahan dan mengikuti kegiatan orang dewasa selama 3 hari efektif, momen ini mengingatkan bahwa semangat Pramuka harus berakar kuat pada nilai-nilai perjuangan dan kebangsaan. “Kami akan menggunakan pengalaman di Benteng Otanaha ini sebagai materi inspiratif bagi anggota Saka kami.” tutur kakak Injilicko G. Lewu dari Kwarda Sulawesi Utara.
Dari puncak benteng yang kokoh, para bindamping disuguhi pemandangan epik Danau Limboto dan alam Gorontalo. Momen kebersamaan ini dimanfaatkan untuk saling bertukar pikiran tentang inovasi program Saka di daerah masing-masing, sejalan dengan tema Peran Saka Nasional 2025, yaitu “Pramuka Penuh Karya, Menuju Indonesia Jaya.”
Kegiatan wisata ini menegaskan bahwa peran pembina dalam Gerakan Pramuka tidak hanya sebatas mendidik keterampilan, tetapi juga menanamkan kesadaran sejarah dan budaya yang mendalam, menjadikan Gorontalo sebagai tuan rumah yang tak hanya indah, tetapi juga kaya makna sejarah.
Benteng Otanaha, yang menjadi saksi bisu kebesaran masa lalu Gorontalo, terletak strategis di perbukitan Kelurahan Dembe, Kota Gorontalo. Nama benteng ini sendiri diambil dari gabungan kata “Ota” (Benteng) dan “Naha”, nama pangeran yang dipercaya menemukan situs tersebut. Benteng Otanaha bukanlah benteng tunggal. Situs ini merupakan bagian dari kompleks pertahanan yang terdiri dari tiga benteng utama yakni Benteng Otanaha, Benteng Otahiya dan Benteng Ulupahu. Ketiganya dibangun menghadap ke Danau Limboto dan Teluk Gorontalo, menunjukkan fungsi pertahanan yang vital di masa lampau.
Kakak Y. A. Yahya yang juga selaku Bindamping Saka Tarunabumi asal Sulsel mengatakan bahwa menurut catatan sejarah yang diketahuinya dari petugas Cagar Budaya Benteng Otanaha, Benteng Otanaha didirikan sekitar tahun 1522 atas permintaan dan kerjasama antara Raja Ilato dari Kerajaan Gorontalo (ada juga sumber menyebut Kerajaan Limboto) dengan bangsa Portugis. “Tujuannya adalah untuk menjadikan tempat tersebut sebagai kubu pertahanan dalam menghadapi serangan dari musuh, baik dari kerajaan lain di sekitar Sulawesi maupun dari pihak luar,” tutur kak Yoush, sapaan akrabnya.
Lebih lanjut, Kak Yoush menjelaskan bahwa hal yang paling unik dari Benteng Otanaha adalah bahan perekatnya. Konon, bebatuan benteng ini direkatkan menggunakan campuran pasir, kapur, dan putih telur burung Maleo, burung endemik khas Sulawesi. “Metode konstruksi ini menunjukkan perpaduan antara teknologi militer asing (Portugis) dengan kearifan lokal. Meskipun dibangun bersama Portugis, seiring berjalannya waktu, benteng ini justru digunakan oleh rakyat Gorontalo dan raja-raja lokal untuk melancarkan perlawanan terhadap bangsa penjajah, termasuk terhadap Belanda,” tuturnya menirukan ucapan petugas cagar Benteng Otanaha.
Bentuknya yang khas menyerupai angka delapan dan tanpa atap, menjadikan benteng Otanaha dan dua “anak” benteng disampingnya menjadi ikon sejarah yang penuh semangat patriotisme.
Kini, Benteng Otanaha berdiri tegak, menjadi salah satu destinasi wisata sejarah yang menawarkan pemandangan indah sekaligus narasi mendalam tentang kegigihan masyarakat Gorontalo dalam mempertahankan kedaulatan.
Pewarta: Yusran AY.NS – ISJ #2109





















