Warta Pramuka
Senin, 16 Juni 2025
  • Home
  • Warta Pramuka
  • Warta Foto
  • Warta Video
  • Opini
  • Tautan
    • WOSM
    • SDGs
    • PRAMUKA.OR.ID
  • Radio
  • Scouts for SDGs
  • Buletin
No Result
View All Result
  • Home
  • Warta Pramuka
  • Warta Foto
  • Warta Video
  • Opini
  • Tautan
    • WOSM
    • SDGs
    • PRAMUKA.OR.ID
  • Radio
  • Scouts for SDGs
  • Buletin
No Result
View All Result
Warta Pramuka
No Result
View All Result

Membumikan Isu Bumi, Jumpa Tokoh Pertikawan Nasional 2024 Hadirkan Praktisi Lingkungan

Publikasi Pusdatin
Minggu, 29 Sep 2024
/ Kwarnas, Saka, Warta Pramuka
Telah dibaca 6148 Kali
Membumikan Isu Bumi, Jumpa Tokoh Pertikawan Nasional 2024 Hadirkan Praktisi Lingkungan
Share on FacebookShare on Twitter

PRAMUKA.ID – Perubahan iklim, krisis air bersih, microplastic, emisi karbon, dan polusi merupakan sebagian kecil dari isu lingkungan yang banyak sekali dibicarakan oleh masyarakat Indonesia bahkan juga menjadi permasalahan dunia akibat ulah manusia yang tidak bertanggungjawab terhadap keseimbangan ekosistem alam. Kebanyakan masyarakat hanya bisa mengeluh karena terdampak pemanasan global dan menyerahkan seluruh permasalahan kepada pemerintah untuk dicarikan solusinya. Padahal tanpa kita sadari, penggunaan plastik sekali pakai, konsumsi bahan bakar fosil, dan konsumsi produk-produk impor yang banyak dilakukan oleh kalangan masyarakat juga menyumbang efek terhadap permasalahan lingkungan. Melatarbelakangi permasalahan tersebut, jumpa tokoh Pertikawan Nasional 2024 hadirkan 3 praktisi lingkungan untuk sama-sama berdialog mengenai isu lingkungan dengan para peserta pertikawan 2024 yakni Dr. Ir. Ruandha Agung Sugardiman, M.Sc. selaku Ketua Harian Indonesia’s FOLU Net Sink 2030, chalid Muhammad selaku koordinator Institut Hijau Indonesia, serta Gridanya Mega Laidha dari Indonesia Ocean Justice Initiative yang akan menceritakan ilmu dan pengalamannya pada sesi malam jumpa tokoh Jumat 27 September 2024. 

Sebagai pembuka dialog, Dr. Ir. Ruandha Agung Sugardiman, M.Sc. yang biasa disapa Kak Ru menjelaskan tentang Triple Planetary Crisis atau 3 krisis planet yang mengacu pada 3 masalah utama yang saat ini dihadapi oleh seluruh umat manusia yaitu perubahan iklim (climate change), hilangnya keanekaragaman hayati (biodiversity loss), serta polusi dan limbah (pollution and waste). Ancaman yang sudah terjadi namun tidak kita sadari yakni banyak pulau-pulau kecil yang tenggelam karena tingginya air laut, sulitnya budidaya pertanian, serta cuaca yang semakin hari semakin panas. Hal-hal tersebut terjadi karena adanya pelepasan karbon ke atmosfer karena aktivitas industri maupun rumah tangga yang kita kenal dengan istilah emisi karbon.

BACA JUGA

Serunya Pesta Siaga di SD NU 1 Trate Gresik, Ceria, Cerdas, dan Penuh Semangat!

Serunya Pesta Siaga di SD NU 1 Trate Gresik, Ceria, Cerdas, dan Penuh Semangat!

Seminar Nasional Kewirausahaan Kota Pekalongan Dibuka Dengan Tarian Tradisional Penuh Pesona Di Bawah Naungan Dewan Kerja Cabang Kota Pekalongan

Seminar Nasional Kewirausahaan Kota Pekalongan Dibuka Dengan Tarian Tradisional Penuh Pesona Di Bawah Naungan Dewan Kerja Cabang Kota Pekalongan

Menambahkan penjelasan sebelumnya, Kak Chalid menerangkan upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah untuk meminimalisir emisi karbon dengan cara penggunaan sumber energi terbarukan, pengolahan limbah terpadu, industri dan pertanian yang ramah lingkungan, serta mengembalikan fungsi hutan sebagai penyerap karbon. Menurut Kak Chalid, sektor kehutanan sebagai penyerap karbon terbaik mampu menyerap karbon yang terlepas ke atmosfer sebesar 60%. Ini berarti kelestarian hutan mesti diperhatikan dengan serius bukan hanya oleh stakeholder tetapi juga dengan seluruh elemen terkecil di masyarakat. Cara paling sederhana yang dapat dilakukan mulai dari sekarang adalah dengan merubah gaya hidup, contohnya adalah meminimalisir penggunaan bahan bakar fosil seperti mulai menggunakan angkutan umum atau berjalan kaki saat bepergian dan membawa botol minum sendiri yang bisa diisi ulang berkali-kali untuk mengurangi sampah plastik. Selain itu, masyarakat juga harus mulai berpikir kritis (critical thinking) mengenai isu lingkungan. Permasalahan ini bukan hanya menjadi tanggungjawab pemerintah, tapi juga menjadi tanggungjawab kita semua manusia yang hidup di bumi. Berpikir kritis bermanfaat agar kita sebagai masyarakat yang terdampak kerusakan ekosistem bisa bernegosiasi dengan pelaku kerusakan secara adil dan setara. 

Terakhir sebagai penutup materi, Kak Mega selaku aktivis muda dari Indonesia Ocean Justice Initiative berpesan kepada seluruh peserta Pertikawan 2024 sebagai sesama kaum muda untuk menyatukan kekuatan kolektif dalam menyuarakan isu lingkungan. Mengingat dan mengembalikan lagi praktik adat turun temurun yang mulai ditinggalkan, karena kebiasaan zaman dahulu akan semakin relevan dengan keadaan lingkungan saat ini yang sangat memprihatinkan. Contohnya tradisi Mantari Bondar dari Sumatera Utara yang merupakan kearifan lokal berusia ratusan tahun yang dilakukan untuk menjaga hutan dan sumber air. 

Pada akhirnya semua manusia berhak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat. Maka dari itu kita harus senantiasa membumikan isu bumi dengan maksud menanamkan rasa kepedulian terhadap keadaan lingkungan. Melalui Pramuka Saka Kalpataru dan Saka Wanabakti diharapkan bisa menjadi pemimpin dan contoh di masa depan, pioneer bangsa dalam menjaga kelestarian alam di Indonesia. 

Penulis: Hanifah Putri Jolanda (Humas DKN)

Kata Kunci: Pertikawanpertikawan nasional
Sebelumnya

Kenalkan Produk Hutan Lestari, Begini Keseruan Subcamp 11 Pertikawan Nasional 2024

Sesudahnya

Peserta Pertikawan 2024 Belajar Rehabilitasi Hutan di Sub Camp 12

Warta Terkait

Serunya Pesta Siaga di SD NU 1 Trate Gresik, Ceria, Cerdas, dan Penuh Semangat!
Kwarcab

Serunya Pesta Siaga di SD NU 1 Trate Gresik, Ceria, Cerdas, dan Penuh Semangat!

Seminar Nasional Kewirausahaan Kota Pekalongan Dibuka Dengan Tarian Tradisional Penuh Pesona Di Bawah Naungan Dewan Kerja Cabang Kota Pekalongan
Kwarcab

Seminar Nasional Kewirausahaan Kota Pekalongan Dibuka Dengan Tarian Tradisional Penuh Pesona Di Bawah Naungan Dewan Kerja Cabang Kota Pekalongan

Seorang Janda 66 Tahun Asal Krucil Probolinggo Peroleh Bantuan Pemugaran Rumah Tidak Layak Huni dari Kwarda Pramuka Jatim
Kwarda

Seorang Janda 66 Tahun Asal Krucil Probolinggo Peroleh Bantuan Pemugaran Rumah Tidak Layak Huni dari Kwarda Pramuka Jatim

Hidup Sederhana di Magetan, Pak Andi Suwandi Tukang Sol Sepatu Mendapat Bantuan Program RTLH Kwarda Pramuka Jatim
Kwarda

Hidup Sederhana di Magetan, Pak Andi Suwandi Tukang Sol Sepatu Mendapat Bantuan Program RTLH Kwarda Pramuka Jatim

Raimuna Cabang Kulon Progo 2025 : Sesarengan Anggayuh Kawruh
Kwarcab

Raimuna Cabang Kulon Progo 2025 : Sesarengan Anggayuh Kawruh

Gerakan Pramuka Menjadi Pilihan Bantu Pengembangan Pariwisata di Provinsi Bali
Kwarda

Gerakan Pramuka Menjadi Pilihan Bantu Pengembangan Pariwisata di Provinsi Bali

Next Post
Peserta Pertikawan 2024 Belajar Rehabilitasi Hutan di Sub Camp 12

Peserta Pertikawan 2024 Belajar Rehabilitasi Hutan di Sub Camp 12

Kwarda sumut Melantik Pj Walikota Tebing Tinggi Menjadi Kamabicab Kota Tebing Tinggi

Kwarda sumut Melantik Pj Walikota Tebing Tinggi Menjadi Kamabicab Kota Tebing Tinggi

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WartaTerbaru

Seminar Nasional Kewirausahaan Kota Pekalongan Dibuka Dengan Tarian Tradisional Penuh Pesona Di Bawah Naungan Dewan Kerja Cabang Kota Pekalongan

Seminar Nasional Kewirausahaan Kota Pekalongan Dibuka Dengan Tarian Tradisional Penuh Pesona Di Bawah Naungan Dewan Kerja Cabang Kota Pekalongan

Seorang Janda 66 Tahun Asal Krucil Probolinggo Peroleh Bantuan Pemugaran Rumah Tidak Layak Huni dari Kwarda Pramuka Jatim

Seorang Janda 66 Tahun Asal Krucil Probolinggo Peroleh Bantuan Pemugaran Rumah Tidak Layak Huni dari Kwarda Pramuka Jatim

Hidup Sederhana di Magetan, Pak Andi Suwandi Tukang Sol Sepatu Mendapat Bantuan Program RTLH Kwarda Pramuka Jatim

Hidup Sederhana di Magetan, Pak Andi Suwandi Tukang Sol Sepatu Mendapat Bantuan Program RTLH Kwarda Pramuka Jatim

Raimuna Cabang Kulon Progo 2025 : Sesarengan Anggayuh Kawruh

Raimuna Cabang Kulon Progo 2025 : Sesarengan Anggayuh Kawruh

Gerakan Pramuka Menjadi Pilihan Bantu Pengembangan Pariwisata di Provinsi Bali

Gerakan Pramuka Menjadi Pilihan Bantu Pengembangan Pariwisata di Provinsi Bali

Opini Kakak

8 Pokok-Pokok Pemikiran Baden Powell tentang Hidup, Anak Muda, Pramuka, dan Dunia
Opini

8 Pokok-Pokok Pemikiran Baden Powell tentang Hidup, Anak Muda, Pramuka, dan Dunia

Evolusi Korps Pelatih Menjadi Tim Pelatih pada Pusdiklatcab
Opini

Evolusi Korps Pelatih Menjadi Tim Pelatih pada Pusdiklatcab

“Dispuanko Triangle” Metode Efektif dalam Menunjang Keberhasilan Membina Pramuka Penegak
Opini

“Dispuanko Triangle” Metode Efektif dalam Menunjang Keberhasilan Membina Pramuka Penegak

Opini

Merawat Pramuka Berjiwa Pancasila

Warta Pramuka

PRAMUKA.ID merupakan laman khusus Warta Gerakan Pramuka yang dikelola oleh Kwartir Nasional untuk mempublikasikan informasi dari seluruh anggota Gerakan Pramuka. #SetiapPramukaAdalahPewarta

  • Kebijakan Privasi
  • Warta Pramuka

© 2024 Warta Gerakan Pramuka

No Result
View All Result
  • Home
  • Warta Pramuka
  • Warta Foto
  • Warta Video
  • Opini
  • Tautan
    • WOSM
    • SDGs
    • PRAMUKA.OR.ID
  • Radio
  • Scouts for SDGs
  • Buletin

© 2024 Warta Gerakan Pramuka