PRAMUKA.ID – Semangat “Ceria-Aktif-Kreatif-Aksi-Peduli” benar-benar diwujudkan oleh kontingen daerah (Konda) Sulawesi Selatan dalam kegiatan Festival Kuliner Nusantara yang digelar di area Taman Budaya, Gorontalo (Sabtu, 08/11/2025). Acara meriah yang merupakan rangkaian Perkemahan Antar Satuan Karya (Peran Saka) Nasional 2025 ini menjadi panggung bagi Konda Sulsel untuk memukau pengunjung, tidak hanya peserta dari Saka se-Indonesia, tetapi juga masyarakat lokal Gorontalo, dengan menyuguhkan kekayaan rasa dan cerita dari penjuru Sulawesi Selatan.
Di tengah hiruk pikuk stand kuliner dari berbagai daerah, lapak Sulsel menjadi salah satu magnet utama. Keberhasilan ini adalah hasil kolaborasi apik yang dikoordinir oleh Kak Feri Maulana asal Luwu Utara dan Kak Muh. Iqbal Alamsyah asal Luwu Timur. Mereka memimpin tim yang secara kolektif, bahu-membahu, menyajikan produk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) unggulan dari kampung halaman mereka.
Berbeda dengan stand lain, lapak Sulsel tidak hanya menyajikan makanan, tetapi juga membawa narasi kearifan lokal. Dari Kabupaten Luwu Utara, mereka dengan bangga memamerkan Kopi khas Seko, yang Kecamatan ini dikenal sebagai daerah dengan biaya transportasi termahal dan terjauh di Sulawesi Selatan, mencerminkan kegigihan petani/pekebun kopi di daerah terpencil. Kemudian kue Tenteng Kacang, Bawang Goreng, dan Kue Bagea sebagai duta camilan tradisional.
Sementara itu, Kabupaten Luwu Timur menyumbang keunikan bahari dan danau yaitu Ikan sejenis Teri khas Danau Matano, sebuah produk endemik yang menunjukkan kekayaan perairan tawar Luwu Timur, lalu Keripik/Kerupuk khas Lutim, serta Kacang Telor khas Luwu, menjadi bukti kreativitas olahan pangan.
Tak ketinggalan, produk khas daerah lain turut melengkapi kekayaan rasa. Dari Kabupaten Selayar, hadir Terasi Udang Selayar dan Keripik Emping Melinjo, mewakili kekayaan hasil laut dan perkebunan. Lalu untuk Kota Makassar mempersembahkan hidangan legendaris Makassar yaitu Mie Titti’ dan minuman penghangat badan yakni Sarabba, yang menjadi menu favorit untuk mengatasi dahaga bahkan untuk cuaca dingin.
Kak Feri Maulana menjelaskan bahwa kegiatan ini jauh lebih dari sekadar berpromosi. “Ini adalah implementasi langsung Krida Saka. Kami melatih kemampuan wirausaha, komunikasi, dan yang paling penting, rasa bangga terhadap produk daerah. Kami pastikan setiap pembeli tidak hanya membawa pulang makanan, tetapi juga cerita di baliknya,” ujarnya.
Kak Muh. Iqbal Alamsyah juga menambahkan, tingginya minat masyarakat dan peserta Peran Saka Nasional dari Provinsi lainnya untuk mencicipi kuliner Sulsel membuktikan bahwa Gerakan Pramuka berhasil menjadi jembatan budaya kuliner antar-pulau. “Saat orang Gorontalo dan Peserta Peran Saka lainnya membeli Tenteng Kacang dari Luwu Utara, atau mencicipi Ikan Teri dari danau Matano, saat itu juga mereka terhubung dengan keunikan Sulawesi Selatan. Momen ini adalah pendorong semangat bagi UMKM di daerah kami,” pungkasnya.
Rasa haru dan bangga diungkapkan kakak H.Ahmad Ridwan selaku penanggungjawab Konda Sulsel sekaligus Waka Kwarda didampingi Kak Y. A. Yahya selaku Andalan Daerah bidang Saka, Sako dan Gugus Darma Kwarda Sulsel bahwa keberhasilan dan kesuksesan dalam memukau pengunjung di Festival Kuliner Nusantara bukan sekadar catatan manis tentang larisnya Mie Titti’ atau legitnya Sarabba, melainkan sebuah manifestasi inspiratif dari nilai-nilai Gerakan Pramuka yang berdaya guna; di bawah komando kolektif yang kuat, para Pramuka Sulsel ini telah membuktikan bahwa mereka adalah garda terdepan ekonomi kreatif dan duta budaya kuliner, yang mampu mengubah stand sederhana di Taman Budaya Gorontalo menjadi “etalase megah” yang menghubungkan kekayaan alam Luwu Utara, Makassar, Luwu Timur, Selayar dan daerah lainnya di Sulsel dengan hati seluruh Nusantara, menegaskan bahwa semangat kebersamaan dan kecintaan pada daerah adalah kunci untuk membawa Indonesia Jaya.
Pada kesempatan tersebut, stand Sulsel didatangi Wakil Ketua DKN (Dewan Kerja Nasional) Kak Tamara Al Ihsan yang mencoba mencicipi semua kuliner yang ditampilkan di lapak Sulsel, bahkan beliau mendapat kenang-kenangan kuliner dari stand tersebut. “Saya salut dan mengapresiasi dengan apa yang ditampilkan oleh Konda Sulsel, kuliner Sulsel semua rasanya gurih dan enak,” ucap kak Tamara sambil berterimakasih karena mendapat cinderamata berupa bahan makanan khas Sulsel.
Kesuksesan kontingen daerah Sulsel dalam areal Taman Budaya Gorontalo ini menegaskan bahwa Pramuka adalah garda terdepan dalam mempromosikan pariwisata dan ekonomi kreatif daerah. Melalui semangat kolektif dan kemandirian, mereka membuktikan bahwa kekayaan kuliner Nusantara adalah aset berharga yang harus terus dijaga dan dikaryakan.
Pewarta: Yusran AY. NS. – ISJ #2109





















