PRAMUKA.ID – Payangan-Gianyar, 29 Juni 2025, Sebanyak 124 anggota Pramuka Penegak dari 11 pangkalan SMA/SMK di Bali mengikuti Kemah Gabungan Nawa Praja III yang digelar di Bumi Perkemahan Puncak Sari, Payangan, Gianyar pada 27–29 Juni 2025. Salah satu materi unggulan yang ditekankan dalam kegiatan tahun ini adalah latihan survival, sebagai bekal keterampilan bertahan hidup di alam bebas.
Latihan survival menjadi bagian penting dalam kegiatan kepramukaan untuk membentuk pribadi yang tangguh, mandiri, dan siap menghadapi situasi darurat.
Keterampilan yang dilatihkan mencakup membuat api, mencari air, membangun tempat berlindung (bivak), mengenali tanaman yang aman dikonsumsi, navigasi darat, membaca jejak, hingga mengirim sinyal darurat.
Ketua Gugus Depan SMAN 1 Payangan, Kak I Made Nurjaya Putra Mahardika, menyampaikan bahwa materi survival diberikan secara teori pada Jumat (28/6), dan kemudian langsung dipraktikkan sore harinya
“Setelah pembekalan, para peserta dilepas sejauh delapan kilometer untuk menuju sub-camp. Di sepanjang perjalanan, mereka mempraktikkan navigasi darat, mendirikan bivak, dan memasak dengan teknik masak rimba,” ungkapnya.
Ia menambahkan, kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kesiapsiagaan, kemandirian, serta kemampuan berpikir kritis peserta dalam menghadapi berbagai situasi sulit, baik di alam bebas maupun di kehidupan sehari-hari.
Sementara itu, Ketua Sangga Kerja Ni Putu Intan Viana Oktarisa (SMA N 8 Denpasar) menyampaikan bahwa Nawa Praja III merupakan ajang tahunan yang kini memasuki tahun ketiga penyelenggaraan sejak 2023 lalu.
Kegiatan Nawa Praja III terselenggara atas kerjasama 11 pangkalan dari berbagai sekolah dan 22 Ambalan antara lain :
• Ambalan Sahadewa Goridewi SMA N 1 Payangan
• Ambalan Kaki Nini SMA N 8 Denpasar
• Ambalan Rama–Sita SMAN 1 Tampaksiring
• Ambalan Pandu Kunti SMAN 1 Kintamani
• Ambalan Dharmawangsa–Srikandi SMAN 1 Gianyar
• Ambalan Surya Candra SMKN 1 Gianyar
• Ambalan Akasa Pertiwi SMAN 9 Denpasar
• Ambalan Dirgayusa–Dirgashanti SMAN 1 Ubud
• Ambalan Dipta Kencana SMK PGRI 1 Gianyar
• Ambalan Siva Mukti–Durgha Nandini SMAN 1 Blahbatuh
• Ambalan Gajah Mada–Tungga Dewi SMKN 1 Abang
Selama tiga hari, para peserta tidak hanya dilatih survival, namun juga dibekali sejumlah materi lainnya, di antaranya:
• Fundamental Gerakan Pramuka
• Manajemen Risiko dan Manajemen Emosi
• Pertolongan Pertama Gawat Darurat (PPGD) dan pemanfaatan tanaman obat
• Masak rimba, teknik mencari sumber air dan api
• Navigasi darat dan orientasi survival
• Pesan darurat, analisis lokasi, dan pembangunan bivak
Seluruh materi ini dipandu oleh instruktur dari berbagai latar belakang, termasuk dari Batalyon Zeni Tempur (Yonzipur) 18/Yudha Karya Raksaka, yang berpengalaman dalam operasi medan berat dan survival.
“Kami ingin peserta tidak hanya tahu secara teori, tapi juga terampil mengaplikasikan keterampilan tersebut di lapangan. Ini penting untuk menumbuhkan kesadaran terhadap pentingnya kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana atau kondisi ekstrem,” terang salah satu narasumber Sertu Moch. Syaqi Sagiman dari Yonzipur 18/YKR.
Lebih dari sekadar pelatihan, latihan survival ini juga menjadi sarana untuk menumbuhkan rasa gotong royong, solidaritas, serta penghargaan terhadap alam dan ekosistemnya.
Pewarta: Krisnayana (Humas Kwarda Bali)