PRAMUKA.ID – “Boleh orang lain mengatakan Pramuka itu adalah kegiatan bagi anak sekolah tapi bagi saya Pramuka adalah salah satu nilai nilai hidup yg luar biasa yg bisa.”. Satu kutipan kalimat dari kak Said Mawardi, Pembina Pramuka MTS Negeri 2 Purbalingga yang saat ini sedang menunaikan ibadah haji. Walaupun ia sedang mengikuti rangkaian kegiatan haji, ia tak lupa tetap mengenalkan tentang Pramuka di tanah suci. Ia tetap memasyarakatkan Pramuka.
Cara yang kak Said lakukan ialah dengan menggunakan bendera Pramuka sebagai penanda di tenda jama’ah. Selain itu ia yang menjadi ketua rombongan 1 di kloter 17 menggunakan bendera Pramuka sebagai penanda saat berkegiatan di luar tenda,haji. Menurutnya hal ini sangat mempermudah jamaah yang menjadi rombongannya tidak tercecer dan juga mudah untuk mencari saat akan berkumpul di tengah jutaan jama’ah haji.
“Sebenarnya saya sdh niat untuk semua kegiatan selain memakai kain ihram saya pakai baju Pramuka. Tetapi di tanah suci terutama di Masjidil haram ( Makkah thowaf ) ada larangan dari pemerintah Arab saudi memakai atribut apapaun termasuk bendera. Sehingga saya pun menyesuaikan aturan tersebut.” Ucap Kak Said.
“Ada kesempatan memakai baju pramuka saya pakai di kegiatan lontar jumrah di Baitul Akobah di Mina.
Alhamdulillah mungkin ( saya pastikan ) hanya saya yg memakai atribut Pramuka dari sekian juta jamaah haji di Tanah suci.” Tambahnya.
Kak Said yang juga menjadi salah satu andalan Kwartir Ranting Bobotsari ini ternyata punya cerita menarik di tanah suci. Ada salah satu anggota polisi di Mina sempat memberhentikan kak Said saat beraktifitas mengenakan seragam Pramuka. Polisi tersebut bertanya tentang atribut yang ia pakai.
“Alhamdulillah dengan bahasa Arab yang saya bisa, walau sederhana, saya bisa menjelaskan tentang atribut pramuka. Dan mereka merasa senang bahkan mberi penghormatan yang luar biasa.” Ucapnya.
Menurutnya pengetahuan dan keterampilan Kepramukaan yang dimiliki sangat membantu saat pelaksanaan ibadah haji. Salah satunya adalah keterampilan mapping bisa membantu para jamaah yang tersesat dan tidak bisa kembali ke maktabnya.
Baginya kegiatan Pramuka adalah salah satu bekal pembelajaran hidup. Dari Pramuka bisa belajar mandiri dan mengenakan atribut pramuka di Tanah suci adalah cita cita kak Said sejak mendaftar ibadah haji 12 tahun yang lalu tepatnya bulan Juli tahun 2012.
“Pramuka bukan sekedar kegiatan anak sekolah tapi bisa kita lakukan dimanapun dn kapanpun. Termasuk dalam kegiatan ibadah sesuai dengan Dharma yang pertama, Taqwa Kepada Tuhan yg maha Esa.” Ungkap Kak Said.
“Kesan dari jamaah ketika saya mengenakan atrubut Pramuka katanya luar biasa malah saya dijuluki bapak Pandu dunia di jamaah Haji. Alhamdulillah dengan seperti itu saya di dapuk untuk memandegani. Dan Harapannya untuk kakak kakak atau adik adik Gerakan Pramuka harus bangga dg Pramuka karena di kegiatan Pramuka banyak hal yg bisa kita dapatkan dan berguna dalam kegiatan apapun termasuk kegiatan ibadah.” Tuturnya.
Ia sendiri tergabung di kloter SOC 17 Solo, berangkat dari asrama Haji Donohudan Solo tanggal 13 Mei dan akan kembali ke Tanah Air tanggal 27 Juli 2024.
Pewarta : Ginanjar Noviono (Humas Kwarcab Purbalingga)
Editor: PusdatinKN/harry