PRAMUKA.ID – Gerakan Pramuka Kwartir Cabang (Kwarcab) Bone menunjukkan semangat dan dedikasi tinggi dalam mengikuti serta menyukseskan kegiatan “1st South Sulawesi Indaba & Gilwell Reunion 2025”. Sebanyak 79 pembina dan pelatih yang tergabung dalam kontingen Pusdiklatcab Bone berpartisipasi pada kegiatan perdana ini di Sulawesi.
Kepala Pusdiklatcab Bone, Syamsuddin, S.Pd., M.G., L.G., menyampaikan apresiasi kepada Kwartir Daerah (Kwarda) Sulawesi Selatan melalui Pusdiklatda Sulsel atas inisiatif penyelenggaraan kegiatan tersebut.
“Kami memberikan dukungan penuh dan apresiasi setinggi-tingginya demi kelancaran dan kesuksesan acara ini,” ungkapnya, Senin (2/9/2025).
Indaba merupakan pertemuan para pembina Pramuka yang berfungsi layaknya jambore bagi pembina dan pelatih. Istilah ini berasal dari bahasa Zulu, dan mulai dikenal dalam konteks kepramukaan internasional pada Konferensi Kepramukaan Sedunia ke-12 tahun 1949 di Elvester, Norwegia.
Di Indonesia, Indaba berperan sebagai forum silaturahmi, berbagi praktik baik, dan meningkatkan kapasitas pembina Pramuka. Kegiatan ini berbeda dengan Karang Pamitran, serta bukan merupakan kursus atau diklat, melainkan murni jambore bagi pembina dan pelatih.
Sementara itu, Gilwell Reunion merujuk pada pertemuan pembina Pramuka mahir, minimal lulusan Kursus Mahir Lanjutan (KML). “Peserta berlabel pelatih juga ikut berpartisipasi dalam Indaba ini,” jelas Dra. Andi Sukmawati A.Z., M.Si., Ketua Kwarran Kahu sekaligus staf Pelatih Pusdiklatcab Bone, Rabu (3/9/2025).
Kegiatan yang berlangsung di Bumi Perkemahan Simbang, Desa Je’netaesa, Kabupaten Maros, juga dirangkaikan dengan Inaugurasi Manik Kayu. Lencana Kayu ini menjadi bentuk pengakuan global bagi para pembina dan pelatih yang telah mengikuti serta lulus kursus kepramukaan.
“Manik Kayu merupakan bentuk pengakuan kepada anggota Gerakan Pramuka yang telah menempuh kursus pembina maupun pelatih serta mengikuti prosesi kegiatan ini,” lanjut Kak Syam.
Tradisi Manik Kayu pertama kali diperkenalkan oleh Baden Powell setelah menemukan kalung manik-manik kayu suku Zulu yang dikenal dengan sebutan iziQu, yang hanya dipersembahkan kepada para pemberani. Dari dasar inilah Baden Powell menciptakan Wood Badge.
Lebih lanjut, Wood Badge menjadi simbol dunia bagi seorang pramuka terlatih, sekaligus menandai penyelesaian pelatihan kepemimpinan yang penting. Simbol ini melambangkan komitmen tertinggi bagi kepramukaan: dua manik kayu untuk alumni KML, tiga manik kayu bagi alumni Kursus Pelatih Dasar (KPD), dan empat manik kayu untuk alumni Kursus Pelatih Lanjutan (KPL). Hingga kini, replika manik kayu Zulu dikenakan oleh ribuan pembina Pramuka di seluruh dunia.
“Indaba & Gilwell Reunion, khususnya dengan simbol Wood Badge, merupakan wujud penghargaan sekaligus penyemangat baru bagi pembina dan pelatih agar tetap aktif, terlibat, dan menjaga komitmen dalam pembinaan peserta didik,” ujar Kak Syam.
Secara terpisah, salah satu peserta kontingen Pusdiklatcab Bone, Kak Satria Jaya, S.Pd.I., menyampaikan rasa gembira dan apresiasinya. “Indaba adalah ruang menyulam persahabatan dan rajutan kenangan. Tidak ada yang lebih indah daripada bertemu orang-orang baru, lalu pulang dengan hati penuh karena mendapatkan sahabat,” paparnya.
Ia menambahkan, Indaba Sulsel 2025 menghadirkan pengalaman berharga. “Bayangkan, ratusan orang dari berbagai daerah, latar belakang, dan pemikiran yang berbeda dipertemukan dalam satu forum. Kita datang dengan wajah asing, namun pulang dengan kawan seperjalanan. Persahabatan yang disulam di Indaba bukan sekadar hubungan sesaat, melainkan ikatan yang akan terus terjaga meski bumi perkemahan kembali sunyi. Aku punya sahabat dari Indaba—dan itu adalah harta paling berharga yang bisa dibawa pulang,” ungkap Kak Satria, penerima Lencana Pancawarsa II.
Usai kegiatan ini, para peserta khususnya kontingen Pusdiklatcab Bone diharapkan mampu menunjukkan kemampuan manajerial dan kreativitas terbaik dalam pembinaan di kwartir maupun gugusdepan masing-masing.
1st South Sulawesi Indaba & Gilwell Reunion 2025 yang berlangsung pada 28–31 Agustus 2025 menjadi ajang penting bagi pembina dan pelatih Pramuka untuk berbagi pengalaman, pengetahuan, dan keterampilan. Kegiatan ini juga diikuti oleh peserta dari Sulawesi Barat (Kwarcab Polman), Sulawesi Tengah (Kwarcab Sigi, Kwarcab Tolitoli, Kwarcab Tojo Una-una), serta Nusa Tenggara Barat (Kwarcab Bima).
Pewarta: Yusran AY.NS – Indonesian Scout Jurnalist #2109