PRAMUKA.ID – Ibu Sutiyah (53), seorang ibu tunggal dari Desa Pule, Kecamatan Pule, Kabupaten Trenggalek, tak kuasa menahan haru saat mengetahui rumahnya termasuk dalam daftar penerima bantuan pemugaran Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) dari Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Jawa Timur.
Tinggal bersama anak semata wayangnya di pedalaman desa, Ibu Sutiyah menjalani hari-hari dalam keterbatasan. Lulusan Sekolah Dasar, ia menghidupi anaknya seorang diri tanpa bantuan dari program sosial mana pun selama ini. Meski begitu, ia tetap berusaha sekuat tenaga demi memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka.
Kondisi rumahnya sungguh memprihatinkan. Dindingnya dibuat dari sisa-sisa kayu yang sudah lapuk dan berlubang hingga tembus pandang. MCK dan tungku dapurnya sangat tidak layak. Rumah yang seharusnya menjadi tempat perlindungan justru membuat Ibu Sutiyah dan anaknya harus bertahan dalam keadaan yang kurang aman dan tidak sehat.
“Alhamdulillah… saya tidak menyangka bisa dapat bantuan ini,” ucapnya lirih, sambil menahan air mata di hadapan tim survei. Rasa syukur itu ia sampaikan dengan penuh keikhlasan dan ketulusan, menyambut kesempatan yang selama ini hanya bisa ia harapkan dalam doa.
Survei rumah Ibu Sutiyah dilakukan pada Selasa, 11 Juni 2025 oleh Tim Survei Kwarda Jatim untuk Zona 4. Hadir pula dalam kegiatan ini perwakilan dari Kwartir Cabang Trenggalek, pemerintah desa, tim teknis pembangunan, dan konsultan perencanaan.
Pemugaran rumah Ibu Sutiyah merupakan bagian dari program besar Perkemahan Wirakarya 2025 yang akan dilaksanakan Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Jawa Timur pada Juni–Juli 2025. Total sebanyak 143 rumah tidak layak huni di Jawa Timur akan dipugar secara serentak sebagai wujud nyata kepedulian dan pengabdian Pramuka terhadap masyarakat.
Selain pemugaran RTLH, kwartir cabang di masing-masing daerah juga akan menyelenggarakan kegiatan pendukung seperti pemeriksaan kesehatan gratis, donor darah, bersih lingkungan, bersih fasilitas umum, dan Pramuka Mengajar. Seluruh kegiatan ini akan melibatkan ratusan Pramuka Penegak dan Pandega dari berbagai daerah.
Perkemahan Wirakarya membuktikan bahwa Gerakan Pramuka tak hanya mendidik keterampilan dan semangat gotong royong, tetapi juga hadir sebagai garda depan dalam menebar kepedulian sosial. Kisah Ibu Sutiyah menjadi salah satu bukti bahwa harapan itu masih ada, dan Pramuka hadir untuk menjawabnya. (*Rochman)
Pewarta: Pusdatin Kwarda Jatim