PRAMUKA.ID – Dalam sesi hari kedua workshop bertajuk Strategi Kolaborasi dan Inovasi yang diselenggarakan oleh Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Kak Prakoso Permono, Andalan Nasional Bidang Kerja Sama Luar Negeri, menekankan pentingnya kerja sama dan inovasi untuk mendukung program Scouts for SDGs. Program ini bertujuan memperkuat kontribusi Pramuka dalam mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).
Kak Pras, panggilan akrab Prakoso Permono, menjelaskan bahwa Scouts for SDGs telah diinisiasi oleh World Organization of the Scout Movement (WOSM) sejak 2018. Program ini melibatkan 176 organisasi kepanduan nasional di seluruh dunia, yang secara aktif menyumbangkan jam bakti demi tercapainya target SDGs melalui berbagai proyek sosial yang diunggah di platform WOSM SDGs Hub.
Empat Pilar Kolaborasi Pramuka
Dalam paparannya, Kak Pras menguraikan empat pilar utama pendidikan program Better World Framework (BWF) yang menjadi kerangka kerja sama, yaitu:
- Lingkungan Hidup dan Keberlanjutan
- Perdamaian dan Pelibatan Masyarakat
- Kesehatan dan Kesejahteraan
- Pengembangan Kecakapan Hidup
“Prinsip kerja sama yang kita bangun melibatkan pemberdayaan pemuda sebagai subjek, bukan objek. Program harus terbuka, tercatat, terukur, dan memberikan pembelajaran yang berorientasi pada pengembangan diri,” jelasnya.
Refleksi dan Tantangan untuk Indonesia
Meskipun memiliki potensi besar, Kak Pras mengungkapkan bahwa kontribusi Gerakan Pramuka Indonesia dalam Scouts for SDGs masih tergolong rendah dibandingkan negara lain. “Kita cenderung lebih banyak menjadi penikmat daripada inovator,” ungkapnya. Dengan populasi besar dan SDGs yang telah masuk dalam Rencana Strategis Gerakan Pramuka, diperlukan akselerasi untuk mengoptimalkan program ini.
Sebagai bentuk refleksi, Kak Pras mengangkat pidato inspiratif Kak Sri Sultan HB IX pada Konferensi Kepanduan Dunia ke-23 di Tokyo tahun 1971. Pidato ini menegaskan pentingnya community development sebagai inti program Pramuka yang melibatkan peserta didik dalam perencanaan hingga evaluasi kegiatan.
Langkah Strategis Menuju 2030
Menghadapi tahun 2030, Gerakan Pramuka Indonesia harus memperkuat peran dalam implementasi proyek sosial. “Kita harus keluar dari zona nyaman dengan mengintegrasikan program seperti Better World Framework ke dalam skema pendidikan kepramukaan. Langkah ini penting untuk memastikan setiap kontribusi relevan dan berdampak nyata bagi masyarakat,” tuturnya.
Sesi ini diakhiri dengan ajakan kepada seluruh anggota Pramuka untuk lebih aktif melaporkan proyek sosial di platform WOSM SDGs Hub. Dengan cara ini, dampak positif Gerakan Pramuka dapat terdokumentasi dan diakui di tingkat global.
Penulis: PusdatinKN/Kiel
Foto: HumasKN/Siswanto