PRAMUKA.ID – Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Kak Budi Waseso memberikan sambutan pada Pembukaan Perkemahan Pramuka Muslim Tingkat Dunia 2025 yang berlangsung pada 9–14 September di Jakarta. Acara ini menjadi momentum penting dalam memperkuat semangat keislaman, kepramukaan, serta persaudaraan lintas bangsa.
Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka, Komjen Pol (Purn) Drs. Budi Waseso, dalam sambutannya menekankan bahwa jambore bukan sekadar perkemahan, tetapi juga sarana pendidikan karakter. Peserta dididik melalui pengalaman langsung di alam terbuka mengenai kemandirian, kebersamaan, disiplin, tanggung jawab, hingga kepedulian sosial.
“Menjadi Pramuka muslim berarti mengabdi, berakhlak, dan membawa manfaat bagi sesama sesuai dengan misi Islam, yakni rahmatan lil ‘alamin,” ujar Budi Waseso.
Hadir dalam pembukaan antara lain Ketua MPR RI H. Ahmad Muzani, Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid, sejumlah menteri Kabinet Merah Putih, Sekjen Pramuka Muslim Dunia Dr. Zuhair Hussein Ghunaim, serta pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor.
Budi Waseso juga menegaskan bahwa sejarah kepanduan Islam di Indonesia sudah ada sejak awal abad ke-20 melalui organisasi seperti Hizbul Wathan, SIAP, hingga Ansor Nahdlatul Oelama. Semua berkontribusi dalam membentuk generasi muda muslim yang beriman, berakhlak, sekaligus nasionalis, sebelum akhirnya menyatu ke dalam Gerakan Pramuka pada 1961.
Selain itu, ia mengingatkan tantangan generasi muda di era digital. “Teknologi tidak akan pernah dapat menggantikan hati nurani, empati, dan tanggung jawab moral. Gerakan Pramuka harus memastikan generasi muda tetap berkarakter, sambil memanfaatkan teknologi untuk kehidupan yang lebih baik dan beradab,” jelasnya.
Indonesia, dengan jumlah anggota Pramuka terbesar di dunia dan mayoritas muslim, dinilai memiliki potensi besar untuk berkontribusi tidak hanya bagi bangsa sendiri, tetapi juga dunia Islam secara global.
Di akhir sambutan, Ketua Kwarnas mengajak seluruh peserta untuk memanfaatkan jambore ini sebagai wadah pembelajaran dan pengabdian. “Dengan semangat kebersamaan dan kebangsaan, mari kita jadikan jambore ini sebagai momentum menempa diri demi masa depan bangsa Indonesia yang lebih baik,” pungkasnya.
Seremoni diisi dengan doa lintas tokoh, penandatanganan petisi damai, serta ikrar bersama untuk menjadikan pramuka Muslim sebagai inisiator perdamaian dunia. Pesan damai ini sejalan dengan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto yang menempatkan Indonesia pionir perdamaian global.
Pewarta dan photo: Yudhi Wahyudi
Editor: Pusdatin Kwarnas