Berkemah selalu menjadi agenda rutin yang ada dalam kegiatan kepramukaan. Kegiatan luar ruang seperti membangun tenda, membuat perapian, dan bermain di alam akrab dijumpai pada kegiatan perkemahan.
Meski pada dasarnya bisa dilakukan oleh siapa saja, namun berkemah menjadi hal yang tak terpisahkan dari pendidikan kepramukaan. Mulai dari anggota muda hingga anggota dewasa, kegiatan ini selalu ada. Bahkan berkemah menjadi salah satu syarat kecapakan umum di setiap golongan.
Sebagai organisasi pendidikan non formal, kepanduan atau yang saat ini disebut kepramukaan menempatkan kegiatan berkemah sebagai media belajar utama bagi anggotanya. Baden Powell sebagai founding father menginisiasi kepanduan melalui kegiatan perkemahan yang Ia lakukan di Pulau Brownsea, Inggris dan diikuti oleh 22 anak laki-laki.
Perkemahan selama 8 hari itu, kemudian disebut experimental camp oleh Baden Powell dalam mengaplikasikan gagasannya mengenai kepanduan.
Dalam bukunya yang berjudul “Rovering to Success”, Baden Powell memberi pesan yang menohok tentang berkemah yaitu, “a week of camp life is worth six months theoretical teaching in the meeting room” yang berarti kehidupan perkemahan selama seminggu jauh lebih bernilai daripada teori kelas selama enam bulan.
Pada saat perkemahan di Pulau Brownsea, Baden Powell melatih para pandu dengan berbagai kegiatan. Mulai dari ketangkasan, kemampuan dasar bertahan hidup, hingga kegiatan api unggun yang masih sering dilakukan oleh generasi penerusnya sampai saat ini.
Pada buku yang berjudul “Aids to Scoutmasterships”, Baden Powell menyebut bahwa pengetahuan tentang alam merupakan cara terbaik untuk membuka pikiran anak-anak, menghargai keindahan alam, dan menikmati hidup pada tingkat yang lebih tinggi.
Persiapan Untuk Berkemah
Be Prepared! Itulah ungkapan Baden Powell yang menjadi motto kepanduan dunia saat ini. Sebelum berkemah, kita perlu merencanakan berbagai hal yang diperlukan selama perkemahan berlangsung. Kegiatan luar ruang selalu memiliki resikonya, itulah mengapa perencanaan memegang peranan penting untuk mencegah hal buruk terjadi.
Persiapan pertama adalah menetapkan profil kegiatan seperti apa saja kegiatannya, berapa jumlah peserta, dimana lokasinya, kapan dilaksanakan, kenapa harus dilakukan, dan bagaimana cara menuju ke lokasi. Lalu kesiapan pribadi, baik fisik maupun mental. Kondisi alam sangatlah dinamis.
Maka untuk bertahan menghadapi segala situasi yang akan terjadi, fisik yang prima dan kesehatan mental yang kuat akan sangat membantu ketika Pramuka berkemah. Meninjau medan dan mempelajari resiko wilayah lokasi berkemah, adalah kesiapan ketiga yang perlu direncanakan. Apakah medan pegunungan, medan berbukit, dataran rendah, pantai, atau perkotaan yang akan digunakan sebagai lokasi berkemah.
Dengan mengetahui medan yang akan digunakan, tinjauan resiko bisa sedini mungkin terdeteksi. Semisal medan perbukitan dengan vegetasi hutan tropis rapat, dan berada di dataran tinggi. Maka proyeksi resiko yang mungkin dihadapi seperti hipotermia dan tersesat bisa dicegah lebih dini dengan mempersiapkan perlengkapan untuk menanganinya.
Nah, kemudian persiapan selanjutnya adalah perbekalan dan peralatan. Peralatan dibagi menjadi dua yaitu, peralatan pribadi dan peralatan kelompok. Yups, never walk alone! Buddy system atau sistem teman, selalu ditekankan dalam kegiatan alam terbuka oleh Baden Powell.
Inilah mengapa Pramuka selalu bergerak dalam regu untuk mengurangi resiko bilamana satu orang menemui kesulitan, orang yang kedua atau yang lain dapat membantu. Perlengkapan pribadi dapat dibagi menjadi 7 bagian yaitu, perlengkapan tidur, perlengkapan makan, perlengkapan navigasi, perlengkapan bergerak, peralatan untuk berlindung (shelter), perlengkapan kebersihan diri, dan perlengkapan tambahan.
Selanjutnya, perlengkapan kelompok seperti bahan makanan, tenda, tali, pasak, dan peralatan lain yang digunakan secara bersama dalam kelompok. Semua perlengkapan yang sudah disebutkan tadi dimasukkan dan dikemas ke dalam satu tas ransel. Hindari membawa tas lebih dari satu untuk mempermudah pergerakan, dan menempatkan peralatan di luar tas karena bisa saja terjatuh saat bergerak.
Berkemah
Saat tiba di lokasi perkemahan, jangan langsung mendirikan tenda. Carilah tempat aman dari pohon tua yang rapuh, hindari berkemah di pinggir sungai untuk mengantisipasi air bah, usahakan tapak kemah datar, dan bukan di jalur hewan. Setelah memastikan semuanya aman, selanjutnya dirikan tenda dan menata perlengkapan dengan rapi.
Kegiatan perkemahan dapat diisi dengan kegiatan yang bersifat edukatif dan menarik. Seperti kegiatan penjelajahan dimana setiap pos berisi materi kepanduan yang dikemas dalam permainan. Misalnya pos pertama diisi permainan tebak kata yang disampaikan dengan peluit morse, pos kedua dengan permainan ketapel yang disusun menggunakan rangka kaki tiga, pos bayangan menuruni kemiringan dengan simpul tali, pos ketiga berisi permainan menebak nama tanaman dengan indera penciuman atau indera peraba, dan diakhiri dengan pengendapan materi bersama regu masing-masing.
Bilamana terdapat kegiatan penjelajahan dalam suatu perkemahan, pastikan jalur telah ditinjau oleh tim pembina. Selain itu, beri tantangan kepada peserta untuk mencari jejak dengan tanda tertentu seperti arah rumput, susunan kayu, atau jejak kaki. Bekali juga peserta dengan peta dan pastikan telah memberi wawasan bagaimana menggunakan kompas dan peta sebagai alat navigasi.
Berikan apresiasi dengan tanda kecakapan tertentu bagi peserta yang telah menyelesaikan tugasnya. Menurut Baden Powell, apresiasi seperti ini akan mendorong minat peserta untuk belajar memperluas wawasannya.
“Hasrat untuk mendapatkan tanda kecakapan khusus nampaknya mendorong mereka dari satu hobi ke hobi yang lain dengan hasil yang sangat baik, untuk jasmani dan moral.” (Baden Powell, 1919).
Malam hari bisa diisi dengan kegiatan api unggun yang didalamnya terdapat forum sarasehan yang mewadahi peserta untuk berbagi pengalaman dengan peserta yang lain. Bisa juga diisi dengan tampilan seni, bernyanyi bersama, atau games sederhana yang tidak memerlukan banyak alat.
Usahakan kegiatan malam jangan terlalu larut untuk menghindari angin malam dan memberi kesempatan kepada para peserta untuk memulihkan tenaga.
Mengingat kegiatan perkemahan yang membutuhkan banyak tenaga, peran aktif pembina untuk memeriksa kondisi peserta didik secara periodik sangat dibutuhkan. Bila diperlukan, seorang pembina dapat membuat tabel riwayat kesehatan untuk masing-masing peserta.
Ini untuk mencegah lebih dini batas kemampuan fisik yang dimiliki oleh peserta didik serta untuk mempermudah menangani apabila ada gejala sakit yang diderita.
Ketika perkemahan usai, kemas kembali peralatan dan pastikan tidak ada perlengkapan yang tertinggal. Pastikan juga tidak ada kotoran atau sampah berserakan yang dapat mencemari lingkungan sekitar tapak kemah. Jangan lupa periksa selalu jumlah peserta, agar tidak ada yang tertinggal ketika kembali ke pangkalan.
Dengan demikian, kegiatan perkemahan sebagai media pendidikan kepramukaan dapat menjadi kunci utama pembentukan karakter. Selain melatih ketangkasan, kegiatan perkemahan juga membentuk sikap dan perilaku yang dituangkan selama kegiatan perkemahan berlangsung.
Materi yang dibalut dengan permainan, akan membuat Pramuka tidak jenuh dan bosan ketika belajar. Sebaliknya, mereka akan menjadi proaktif dan antusias ketika mengikuti proses kegiatan perkemahan. Siapkan ransel dan jangan lupa untuk selalu siap sedia, be prepared!.
Perkemahan memang perlu disiapkan sangat serius. Ini bertujuan agar tidak ada hal-hal buruk terjadi. Saya rasa, apa yang ada di tulisan ini sudah bagus, membumikan kegiatan perkemahan yang asyik dan aman.
Siap.. terimakasih atas komentarnya.