Bencana alam banjir, tanah longsor, angina puting beliung, dan gelombang ekstrim yang melanda 11 wilayah Kabupaten dan Kota di Provinsi Kalimantan Selatan sejak akhir tahun 2020 hingga saat ini memberikan dampak yang beragam teradap kehidupan dan penghidupan masyarakat. Bencana yang dipicu oleh hujan yang turun selama beberapa hari berturut-turut, awalnya tidak disangka akan mengakibatkan banjir besar.
Kesadaran warga atas kondisi alamiah tempat di mana mereka tinggal dan beraktivitas selama ini membuat mereka sangat terbiasa dengan air sungai yang menggenangi lingkungan permukiman mereka. Sebagian besar warga yang sudah terbiasa tempat tinggalnya digenangi air, awalnya mengganggap rendaman air kali ini sama seperti biasanya. Apalagi sudah sangat lama tidak terjadi bencana banjir yang berdampak luas di wilayah Kalimantan Selatan. Banjir bagi masyarakat di Kalimantan Selatan adalah hal biasa, namun kali ini sangat luar biasa. Air yang biasanya “hanya” setinggi betis orang dewasa, saat ini bahkan bisa mencapai leher.
Melihat kondisi yang sangat tidak menyenangkan tersebut, para relawan Pramuka Peduli di semua Kwartir Cabang di Kalimantan Selatan dengan sigap segera melakukan respon, dengan membentuk Pos Bantu Pramuka Peduli, baik yang dikelola sendiri maupun bersama-sama dengan Pengurus PGRI di wilayahnya. Kejadian bencana alam di Kalimantan Selatan terjadi hamper bersamaan dengan musibah jatuhnya Sriwijaya Air Sj-182 di perairan Jakarta, bencana alam di beberapa wilayah di Jawa Barat, serta gempa bumi di Sulawesi Barat. Hal ini mengakibatkan sepinya pemberitaan tentang kejadian bencana banjir Kalimantan Selatan di media massa dan media sosial.
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka melalui Komisi Pengabdian Masyarakat menugaskan kami bertiga, saya, kk Fachrudi Fahim (Ketua Satgas Pramuka Peduli Kwarda DKI Jakarta), dan Ahmad Syaifullah (Anggota DKN) untuk memberikan pendampingan teknis kepada Satgas Pramuka Peduli Kwarda Kalimantan Selatan agar aktivitas respon bencana yang dilakukan sejak tanggal 14 Januari bisa lebih meningkat dan efektif.
Kehadiran kami di Kalimantan Selatan selama kurang lebih 5 hari ini bertujuan untuk memberikan pendampingan tentang pembuatan laporan situasi harian penanganan bencana, pendampingan penerapan protokol kesehatan bagi para relawan Pramuka Peduli, pendampingan peningkatan kesiapsiagaan menghadapi banjir dan kebakaran, serta pendampingan Duta Perubahan Perilaku. Di sela-sela aktivitas di kantor Kwarda Kalimantan Selatan, kami setiap pagi berkesempatan untuk melakukan kunjungan lapangan ke beberapa lokasi pengungsian yang ada di Banjarmasin, Banjar, dan Barito Kuala.
Dari perjalanan kunjungan lapangan yang dilakukan, simpulan kami bahwa jiwa kerelawanan dari anggota Gerakan Pramuka di Kalimantan Selatan patut diancungi jempol. Walaupun sepi dari pemberitaan, namun mereka tetap bersemangat untuk mengabdikan dirinya secara langsung membantu sesamanya yang terdampak bencana. Selain itu, kemitraan dengan pihak lain dalam melakukan respon juga sudah cukup menggembirakan. Hal ini terlihat dari adanya Pos Bersama yang dikelola oleh Pramuka Peduli dengan Pengurus PGRI. Semoga praktek baik ini bisa menjadi embrio dan driver bagi Kwartir Nasional Gerakan Pramuka untuk menjajaki kemungkinan kerjasama yang lebih formal dengan Pengurus Besar PGRI.
Praktek baik lain yang telah dilakukan oleh para relawan Pramuka Peduli di Kalimantan Selatan adalah memanfaatkan berbagai peralatan yang tersedia saat itu untuk mendukung proses evakuasi. Di kantor Kwarda sebagai pusat aktivitas Satgas Pramuka Peduli Kwarda Kalsel pun kami menemukan rakit darurat yang dibuat dari beberapa ban dalam bekas. Rakit darurat ini “terpaksa” dibuat karena ketiadaan perahu karet. Wajar saja, karena banjir besar bukan merupakan kejadian rutin di Kalimantan Selatan. Keberadaan rakit darurat ini ikut melengkapi 1 perahu karet pinjaman dari TNI AL Banjarmasin, dan 1 perahu karet kecil milik Kwarda.
Kantor Kwarda Kalsel pun tak luput dijadikan sebagai tempat pengungsian bagi warga terdampak banjir yang berhasil dievakuasi oleh tim Satgas Pramuka Peduli. Kurang lebih 100 orang dewasa dan anak-anak disediakan tempat tinggal sementara di sini. Beberapa pelayanan yang diberikan kepada para penyintas oleh relawan Pramuka Peduli antara lain, pemeriksaan kesehatan secara rutin, pengecekan suhu tubuh, makanan siap santap, serta masker non medis. Secara rutin pun dilakukan penyemprotan disinfektan di seluruh ruangan dan peralatan yang digunakan bersama, yang didukung dengan penyediaan sarana cuci tangan di halaman depan kantor Kwarda.
Semua praktek baik ini, hendaknya makin ditingkatkan lagi, dan semoga bisa ditiru oleh relawan Pramuka Peduli di daerah lain, yang juga sementara melakukan respon tanggap darurat bencana di wilayahnya sendiri maupun di wilayah lain.
Banjir dan berbagai bencana masih terjadi hingga saat ini, bahkan berpotensi tinggi untuk terus terjadi selama beberapa bulan ke depan. Untuk itu kesiapsigaan personil, sarana dan prasarana mutlak diperlukan. Untuk itu perlu juga dibangun sistem koordinasi dan komunikasi antar jajaran kwartir sehingga setiap respon yang dilakukan dapat terdata dan terdokumentasi dengan baik.
Semoga kehadiran kami di Kalimantan Selatan selama 5 hari ini bisa membawa manfaat bagi upaya peningkatan kesiapsiagaan para relawan Pramuka Peduli dalam melakukan respon bencana. Setiap Pramuka telah berjanji untuk menolong sesama hidup dan ikut serta membangun masyarakat, karena pramuka itu cinta alam dan kasih sayang sesama manusia, serta rela menolong dan tabah. Semoga ke depan para relawan pramuka peduli di Bumi Banua, Kalimantan Selatan makin siap dan sigap dalam menghadapi ancaman bencana jika terjadi lagi di masa mendatang.
***
Penulis:
Saul Ronald Jacob Saleky
(Andalan Nasional Komisi Pengabdian Masyarakat 2018-2023 / Asisten Operasi satgas Penanggulangan Covid-19 Kwartir Nasional Gerakan Pramuka)