Tahun 1928 di bulan Oktober, lagu Indonesia Raya bergaung seantero negeri. Ada kata Pandu di lagu itu, sebagai simbol pengawal dengan jiwa kepemimpinan Bhinneka Tunggal Ika, Satu Nusa, Satu Bangsa, Satu Bahasa. Itulah makna Pandu dalam lagu Indonesia Raya, yang diciptakan dan diaransemen oleh Wage Rudolf Supratman.
Mengapa ada kata Pandu di lagu tersebut? Tentu, ada campur tangan pandu (pramuka) yang menggetarkan jiwa dan rasa nasionalisme Indonesia. Semangat pramuka di waktu itu menggumpalkan kesatuan dari beragam pemikiran, pengejawantahan kebersamaan, dan tekad kuat menjadi satu nusa, bangsa, dan bahasa. Pramuka menjadi simbol semua pemuda untuk mewakili di sebuah lagu kebangsaan Indonesia Raya.
Pramuka terus bergaung dan bergema di berbagai komunitas dengan lagu kebangsaan yang sama. Baru di tahun 1961, berbagai komunitas itu bersatu untuk menjelma satu nama Gerakan Pramuka.
Nama Pramuka, setelah 1961, terus bergema hebat sehingga muncullah nama ikonik perkemahan yakni Jambore. Kini, setiap ramai-ramai beberapa hari dengan pola inap, sering dinamakan Jambore. Ada jambore Jeep, Jambore Pemuda, Jambore Sastra, dan sebagainya.
Kembali ke gaung Pramuka, ada tonggak bersejarah bagi Pramuka Indonesia, yakni Bumi Perkemahan Cibubur, Sibolangit, Jatinangor, Karangkates, dan ribuan bumi petkemahan pramuka yang tersebar di Indonesia. Lalu, ada ikon coklat muda coklat tua untuk seragam pramuka. Ada lagu, tepuk, game, dan ikonik pramuka lainnya.
Itu semua pertanda Pramuka semakin ditempatkan terhormat oleh bangsa. Ada pengelola yang ditunjuk untuk menguatkan peran Pramuka. Pengelola itu adalah Gerakan Pramuka, bukan Badan Kepramukaan, bukan Kementerian Kepramukaan dan bukan Lembaga Kepramukaan.
Tentu, ada tekad bangsa di nama Gerakan Pramuka. Ada kata Gerakan yang bermakna tanggung jawab semua anak bangsa yang bersatu dalam sebuah gerakan membangun anak muda demi bangsanya. Gerakan Pramuka diberi ruang lebar dan luas untuk berkiprah demi Indonesia Raya.
Hanya saja, pengelola Gerakan Pramuka saat ini masih sebagian besar berlindung di pendanaan pemerintah. Peluang pendanaan dan kegiatan sebagai sebuah gerakan masih sedikit dimanfaatkan. Padahal, makna gerakan adalah lintas sektoral dan lintas disiplin.
Kini Sumpah Pemuda sudah menjadi DNA yang melekat dalam darah semua bangsa Indonesia. Pramuka yang diberi mandat dalam lagu Indonesia Raya melalui kata Pandu, harus berbuat spektakuler, meloncati gagasan saat ini, dan inovatif. Itu dapat dilakukan jika Gerakan Pramuka memang tetap menjadi gerakan.
Para anggota dewasa harus menjadi spirit bagi pramuka. Doronglah Pramuka sampai ke laut luas. Berilah tempat yang luas bagi Pramuka untuk berkreasi. Lakukan pembinaan dengan ikhlas bakti bina bangsa ber budi bawa lsksana. Pramuka itu Sumpah Pemuda. Sumpah Pemuda itu Pramuka.
Prof. Dr. Suyatno, M.Pd *) Penulis adalah Wakil Ketua / Ketua Komisi Binawasa Kwartir Nasional Gerakan Pramuka periode 2018-2023