PRAMUKA.ID – Banda Aceh – Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Banda Aceh (BPOM Aceh) bersama Satuan Karya Pengawasan Obat dan Makanan (SAKA POM) Aceh kembali melaksanakan inovasi Sanger Ureueng Aceh pada Rabu (26/11/2025) di Kota Banda Aceh. Program ini menyasar lima warung kopi yang menjadi ikon dan pusat aktivitas masyarakat Aceh, yaitu Smea Premium Lueng Bata, Hanakata, Oen Kopi, Enka Kupi, dan Om Tom Kedai Kopi.
Kegiatan dipimpin oleh tim Bidang Informasi dan Komunikasi BPOM Aceh serta diikuti oleh perwakilan Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Aceh dan anggota SAKA POM Aceh. Seluruh tim terjun langsung melakukan edukasi, pemantauan, dan pengujian sampel di lapangan.
Pelaksanaan Sanger Ureueng Aceh diawali dengan Tribakti Pangan Aman, yang mencakup pengujian sederhana terhadap pangan jajanan, pemantauan kebersihan serta pengelolaan pangan di warung kopi, hingga edukasi kepada pemilik usaha mengenai pentingnya penyajian pangan yang aman.
Dari hasil pengujian terhadap 13 sampel pangan, seluruhnya dinyatakan aman, serta tidak ditemukan produk tanpa izin edar. Temuan ini menggambarkan bahwa pelaku usaha warung kopi di Banda Aceh telah menerapkan praktik penyajian pangan yang baik, bersih, dan aman bagi konsumen.
Wardani, selaku Penanggung Jawab Kegiatan, menjelaskan bahwa Sanger Ureueng Aceh merupakan inovasi kolaboratif antara BPOM Aceh dan SAKA POM yang dirancang untuk mendekatkan pengawasan pangan kepada masyarakat.
“Melalui pendekatan ini, kami ingin meningkatkan kepedulian pelaku usaha terhadap keamanan pangan sekaligus memberikan edukasi yang informatif bagi masyarakat. Warung kopi tidak hanya menjadi tempat bersosialisasi, tetapi juga sarana edukatif dalam mendukung terciptanya lingkungan pangan yang sehat dan aman,” ujarnya.
BPOM Aceh berharap inovasi Sanger Ureueng Aceh dapat terus meningkatkan kesadaran pelaku usaha, serta menumbuhkan kepercayaan masyarakat bahwa pangan yang disajikan di warung kopi aman dan bermutu.
Ke depan, BPOM Aceh berkomitmen memperluas pelaksanaan kegiatan ini ke lebih banyak lokasi di berbagai kabupaten/kota di Aceh, sembari memperkuat kolaborasi dengan komunitas lokal demi mewujudkan lingkungan pangan yang sehat, aman, dan berdaya saing.


















