PRAMUKA.ID – Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Bali menggelar Workshop Penyusunan Dokumen Pengembangan Diri Pasca Kursus Anggota Dewasa yang berlangsung pada 21–22 November 2025. Kegiatan yang diikuti 41 peserta dari berbagai Pusdiklatcab se-Bali ini bertujuan meningkatkan kualitas tenaga pendidik kepramukaan, baik pembina maupun pelatih, agar memiliki kompetensi yang mumpuni dalam mengelola satuan pendidikan kepramukaan di daerah.
Ketua Panitia Drs. I Wayan Sukarta, M.Pd. menyampaikan bahwa workshop ini menjadi bagian penting dalam memperkuat proses pembinaan Anggota Dewasa, terutama pada masa pengembangan pasca kursus. “Proses pendidikan tidak berhenti setelah kursus formal selesai. Diperlukan tahapan pengembangan atau pemantapan yang kita kenal sebagai Narakarya dan Naratama sebagai syarat memperoleh lisensi membina maupun melatih,” ungkapnya.
Narakarya merupakan tahapan wajib yang harus diikuti setelah lulus Kursus Pembina Mahir Dasar/Lanjutan (KMD/KML) untuk memperoleh Surat Hak Bina (SHB). Sementara itu, Naratama menjadi kewajiban bagi lulusan Kursus Pelatih Dasar/Lanjutan (KPD/KPL) untuk mendapatkan Surat Hak Latih (SHL).
Menurut Kak Sukarta, workshop ini memiliki nilai strategis karena mempertegas peran Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) sebagai penjamin mutu (quality assurance) sekaligus centre of excellence dalam pendidikan kepramukaan. Penyelenggaraan kegiatan ini juga selaras dengan arah kebijakan Kwarda Bali sesuai Visi-Misi 2024–2029.
Pembinaan Anggota Dewasa di tingkat cabang selama ini dilaksanakan secara mandiri oleh Kwartir Cabang dan Pusdiklatcab. Karena itu, diperlukan penyamaan persepsi agar standar mutu masa pengembangan dapat diterapkan secara lebih merata dan terarah.
Mewakili Ketua Kwartir Daerah Bali, Wakil Ketua Bidang Usaha, Aset dan Kerja Sama, Drs. I Wayan Budiasa, M.Si., membuka kegiatan sekaligus menegaskan pentingnya peningkatan kompetensi pembina dan pelatih di seluruh Bali.
“Kwarda Bali melalui Pusdiklatda berkomitmen kuat menjawab kebutuhan peningkatan kompetensi ini,” ujarnya saat menyampaikan sambutan.
Beliau menekankan bahwa workshop ini menjadi momentum penting untuk memperkecil perbedaan kualitas pelaksanaan Narakarya dan Naratama di masing-masing cabang. “Kita berharap mutu masa pengembangan kursus di setiap Kwarcab dapat lebih terjaga, terukur, dan tersistem. Karena itu, saya mengajak Kakak-kakak mengikuti kegiatan ini dengan sungguh-sungguh,” katanya.
Dalam sambutannya, Kak Budiasa juga mendorong peserta untuk memanfaatkan workshop sebagai ruang diskusi aktif. “Gunakan kesempatan ini untuk membedah pedoman, bertukar pengalaman, dan menyusun rencana tindak lanjut yang konkret,” pesannya.
Kwarda Bali berharap hasil workshop ini mampu mendorong tiap Kwartir Cabang untuk menyelenggarakan Narakarya dan Naratama sesuai pedoman bersama yang telah dirumuskan. Keseragaman standar dan kualitas dinilai menjadi kunci untuk memastikan pembinaan Anggota Dewasa berjalan lebih sistematis dan berkelanjutan.
Dengan 41 peserta yang berasal dari unsur pimpinan dan pengurus inti Pusdiklatcab se-Bali, kegiatan ini diharapkan menjadi langkah penting dalam memperkuat sistem pendidikan kepramukaan di tingkat daerah maupun cabang.
Pewarta: Krisnayana – Humas Kwarda Bali






















