PRAMUKA.ID – Ada sesuatu yang berbeda di Gorontalo kali ini. Di balik semangat para peserta yang memenuhi bumi perkemahan Peran Saka Nasional 2025 yang bertempat di Bongohulawa, Kecamatan Limboto, Kabupaten Gorontalo, terdapat denyut kesungguhan dari para Pamong, Instruktur, dan Pendamping Saka yang belajar bukan untuk dirinya sendiri, tetapi untuk menguatkan peran mereka sebagai penyala api pembinaan Satuan Karya Pramuka (Saka).
Kegiatan Orang Dewasa Khusus Pembina Pendamping (Bindamping) menjadi ruang reflektif yang mengingatkan kita bahwa membina Saka bukan sekadar menjalankan program, melainkan membangun ekosistem pembelajaran di Gerakan Pramuka yang lebih hidup, adaptif, dan bermakna.
Di forum inilah para Pamong dan Instruktur Saka saling membuka pengalaman, menelaah persoalan di daerah, berbagi best practice, serta merajut semangat baru melalui lima paket kegiatan tematik yang dirancang dengan cermat dan penuh makna yakni “Peer Learning Café” sebagai forum diskusi santai namun mendalam dimana para Pamong dan Instruktur saling berbagi pengalaman lapangan, strategi pembinaan, serta inspirasi kegiatan produktif di masing-masing wilayah. Dari sinilah muncul ide-ide segar yang lahir dari praktik nyata bukan hanya teori semata.
Sementara yang kedua adalah “Case Clinic” yang pada sesi ini mengajak peserta untuk menganalisis dan memecahkan persoalan pembinaan Saka di daerahnya. “Dengan pendekatan kolaboratif, para pembina berdiskusi mencari akar masalah dan merumuskan solusi yang aplikatif. Tujuannya agar setiap tantangan lapangan dapat diubah menjadi peluang penguatan pembinaan,” terang kak Andi Fahry Makkasau selaku Koordinator Kegiatan Orang Dewasa pada Peran Saka Nasional 2025.
Lebih lanjut, kak Andi Fahry memaparkan, selain kedua paket diatas, yang berikutnya adalah “Project Showcase” yang fungsinya sebagai media bagi bindamping daerah untuk menampilkan best practise dan inovasi pembinaan Saka. Mulai dari model kegiatan berbasis kearifan lokal hingga proyek produktif yang melibatkan masyarakat. “Melalui media ini, peserta belajar bagaimana gagasan sederhana dapat berdampak besar bila dijalankan dengan komitmen dan sinergi,” paparnya.
Untuk paket tematik yang ke-empat yaitu “Quiz SAKA” dimana pada sesi pembelajaran ini dikemas dalam bentuk permainan edukatif. Melalui format kuis interaktif, peserta diuji dan diperkaya pengetahuannya seputar krida, SKK, TKK, serta filosofi dasar pembinaan Saka. “Tujuannya bukan sekadar menguji hafalan, tetapi meneguhkan pemahaman tentang makna keterampilan sebagai sarana pembentukan karakter,” terang kak Andi Fahry yang juga Ketua Pusdiklatda Sulsel.
Paket tematik yang terakhir adalah “Field Observation“, inilah bagian paling nyata dari seluruh rangkaian kegiatan peserta diajak turun langsung ke lokasi kegiatan Saka atau gelang ajar untuk melakukan observasi lapangan. Di sini, teori dan praktik berpadu. Para pembina menyaksikan sendiri bagaimana pembinaan Saka berjalan di alam terbuka, berinteraksi dengan peserta, dan merasakan denyut semangat pengabdian yang sesungguhnya.
Refleksi yang lahir dari kegiatan sederhana namun mendalam ini, yaitu bahwa Saka tidak akan hidup hanya dengan rutinitas, tapi akan tumbuh bila kita memberi makna di balik setiap krida, setiap keterampilan, dan setiap kegiatan yang kita ajarkan.
Kita dapat belajar bahwa pembinaan Saka yang efektif lahir dari:
- Pemahaman yang benar terhadap hakikat pendidikan kepramukaan berbasis keterampilan dan kecakapan hidup.
- Kolaborasi yang tulus antara pamong, instruktur, dan peserta didik.
- Inovasi yang relevan dengan kebutuhan zaman dan potensi daerah.
- Keteladanan dan semangat pengabdian yang tak pernah padam.
Lanjut kak Andi Fahry, bahwa kegiatan ini menjadi pengingat bagi kita semua bahwa pembina yang baik bukan hanya mengajar, tetapi menginspirasi. Ia tidak sekadar mengarahkan, tetapi menumbuhkan. Ia tidak menuntut perubahan, tetapi menghadirkan perubahan itu lewat keteladanan dan semangat pelayanan.
Sementara itu, kak Rahman Syah selaku Waka Kwarnas Binawasa, saat menutup kegiatan yang mulai berlangsung pada tanggal 3 November sampai 6 November 2025, bahwa Pamong dan Instruktur Saka adalah garda terdepan Satuan Karya Pramuka (SAKA) dalam penguatan karakter bangsa. Hal ini pun selaras dengan penegasan pada laporan penutup oleh kak Andi Fahry kegiatan ini bukanlah akhir, melainkan awal dari gerakan pembaruan pembinaan kesakaan di seluruh Indonesia.
Adapun nama-nama terhormat yang didapuk menjadi fasilitator sekaligus bertanggungjawab atas giat kelas tematik pada kegiatan orang dewasa ini yakni Kak Rahman Syah, Kak Laiyin Nento, Kak Nurhamid, Kak Laksmyn Kadir, Kak Mimi Amir Mahmud, Kak Hamrin Arham, Kak Mecrianis, Kak Bahar mani, Kak Merry Lumi beserta Kakak-kakak Pelatih Pusdiklatda Gorontalo, Sulteng dan Sulut. “Saya selaku Koordinator Kegiatan Orang Dewasa pada Peran Saka Nasional 2025 ini sangat berterima kasih kepada fasilitator-fasilitator yang meluangkan waktunya dalam membimbing dan mengawal kakak-kakak Bindamping sampai tercapainya tujuan giat ini,” sebut kak Andi Fahry yang juga Andalan Nasional bidang Binawasa Kwartir Nasional.
Mari jadikan hasil kegiatan ini sebagai energi untuk membina dengan benar, melatih dengan hati, dan menginspirasi dengan keteladanan. Karena di tangan para Pamong dan Instruktur yang berdedikasi, masa depan Saka adalah masa depan Pramuka yang tangguh, terampil, dan berkarakter.
Pewarta: Yusran AY.NS – ISJ #2109
























