PRAMUKA.ID – Mamuju, Kwartir Daerah (Kwarda) Gerakan Pramuka Sulawesi Barat terus melakukan langkah strategis untuk memperkuat kelembagaan organisasi di seluruh tingkatan, mulai dari Kwartir Daerah hingga Kwartir Cabang (Kwarcab) di kabupaten. Upaya ini ditempuh melalui agenda evaluasi kelembagaan dan pembinaan intensif, terutama bagi Kwarcab yang mengalami kevakuman dalam beberapa waktu terakhir.
Andalan Daerah Bidang Organisasi dan Hukum Kwarda Sulawesi Barat, Surakhmat, menegaskan bahwa penguatan dan evaluasi kelembagaan merupakan bagian penting dari upaya revitalisasi organisasi Pramuka di daerah. Menurutnya, keberlangsungan kelembagaan harus dijaga agar sistem pembinaan generasi muda melalui jenjang pendidikan kepramukaan dapat berjalan berkesinambungan.
“Kwarda saat ini terus mendorong penguatan kelembagaan sekaligus evaluasi terhadap dinamika organisasi, tidak hanya di level Kwarda tetapi juga di setiap cabang. Kami tidak sekadar menata aspek administratif, tetapi memastikan fungsi pembinaan berjalan efektif. Terhadap hal hal yang memang perlu pendampingan khusus, misalnya karena sudah lama vakum juga masuk dalam monitoring kami di Orgakum Kwarda,” ujar Surakhmat di Mamuju, Sabtu (2/11).
Bahkan menurut Surakhmat, meski enggan menyebutkannya secara rinci, terdapat sejumlah Kwartir Cabang yang mengalami kevakuman struktural lebih dari dua tahun. Kondisi ini, lanjutnya, berdampak langsung pada stagnasi program kerja dan pembinaan di tingkat Kwartir Ranting (Kwarran) hingga Gugus Depan.
“Ada Kwarcab yang masa kepengurusannya telah berakhir bertahun-tahun, dan itu tentu menimbulkan kendala dan artinya memang ada masalah. Karena itu, sebagai bentuk tanggung jawab, Kwarda perlu turun langsung melakukan pembinaan. Kasihan para pembina, pelatih bahkan peserta didik kita yang mungkin secara langsung maupun tidak langsung tentu terdampak hanya gara-gara organisasi yang tidak serius diurus,” jelasnya.
Ia menambahkan, agar revitalisasi kelembagaan dapat berjalan efektif, setiap Kwarcab diharapkan turut membangun sinergi yang kuat dengan Majelis Pembimbing Cabang (Mabicab). Sinergi ini, kata Surakhmat, sangat penting karena Mabicab memiliki peran strategis dalam memberikan dukungan moral, kebijakan, dan fasilitasi kelembagaan kepada Kwartir Cabang.
“Kwarcab tidak bisa bekerja sendiri. Arahan Mabicab menjadi kunci keberlanjutan organisasi, sebab Mabicab adalah mitra strategis yang memastikan Gerakan Pramuka tetap sejalan dengan arah kebijakan pemerintah daerah. Koordinasi dan komunikasi yang baik dengan Mabicab perlu diperkuat agar roda organisasi berjalan optimal,” tegasnya.
Oleh karenanya, lanjut Surakhmat, mendorong agar pengurus Kwartir Ranting ditengah kegamangan atas kondisi kelembagaan yang vakum sekiranya segera berkoordinasi dengan Mabicab bersama Majelis Pembimbing Ranting (Mabiran) untuk mendapatkan arahan yang sesuai dengan ketentuan organisasi. Langkah ini diharapkan mampu mempercepat proses konsolidasi struktural dan memperkuat legitimasi kelembagaan Pramuka di seluruh tingkatan.
“Kita ingin memastikan bahwa proses kaderisasi dan pembinaan tidak terputus hanya karena persoalan administratif. Kwarda siap membantu, tetapi semangat memperbaiki dan memperbarui struktur itu harus datang dari seluruh stakeholder di setiap tingkatan kelembagaan dan kwartir sendiri,” ujarnya.
Lebih lanjut, Surakhmat menegaskan bahwa kevakuman kelembagaan bukan semata persoalan administrasi, melainkan juga berkaitan dengan keberlanjutan pembinaan karakter generasi muda.
“Kami menginginkan agar semangat pembinaan dan kemandirian organisasi Pramuka tetap hidup di setiap tingkatan. Ini bukan sekadar tentang struktur, tetapi tentang kesinambungan gerakan yang membentuk karakter, kedisiplinan, dan kepemimpinan generasi muda Sulawesi Barat,” tutupnya.
Pewarta: Wahab – Kwarda Sulawesi Barat
	    	
		    



















