PRAMUKA.ID – Gerakan Pramuka berhasil mengajukan deklarasi solidaritas terhadap krisis kemanusiaan yang terjadi di Palestina. Deklarasi tersebut disampaikan oleh perwakilan Delegasi Gerakan Pramuka, Kak Acep Somantri dalam forum Konferensi Organisasi Kepanduan Muslim Internasional (IUMS) yang dilaksanakan pada Jumat, (16/8/2024) di Kairo, Mesir.
Dalam kesempatan sidang tersebut Delegasi Gerakan Pramuka menyatakan keprihatinan mendalam terhadap korban di Tepi Barat dan Gaza yang mencapai 140.000 jiwa, termasuk di dalamnya para anggota kepanduan Palestina.
Usulan ini selain merupakan bentuk dukungan kemanusiaan dan komitmen aksi solidaritas dari seluruh organisasi anggota IUMS yang sejalan dengan nilai-nilai universal kepanduan dunia. “In the spirit of scout law and promise, we have to stand together with peace against violence.” sebagaimana dikutip dari pernyataan Delegasi Gerakan Pramuka dalam konferensi.
Deklarasi yang diajukan Gerakan Pramuka tersebut berhasil mendapat dukungan kuorum, dan ditandatangani oleh Ketua Komite IUMS, Wahid Labidi dari Tunisia.
Masuknya deklarasi tersebut dalam hasil konferensi menjadi momentum positif bagi kepemimpinan Indonesia dan Gerakan Pramuka dalam komunitas kepanduan global.
Upaya ini sejalan dengan amanat Ketua Delegasi Gerakan Pramuka, Prof. Dr. H.M. Asrorun Ni’am Sholeh, M.A. untuk menunjukkan kiprah Gerakan Pramuka pada tingkat dunia, “solidaritas kita mendukung Palestina sangat penting dan harus kuat disuarakan dalam forum global”, jelas Kak Ni’am dalam arahannya kepada perwakilan delegasi.
Deklarasi yang diadopsi dalam pertemuan IUMS tersebut mendapat tanggapan positif dari berbagai organisasi anggota, di antaranya menyampaikan dukungan seperti Mesir, Malaysia, dan Maldives. Deklarasi ini mengandung 6 (enam) poin utama mulai dari pernyataan duka terhadap krisis kemanusiaan di Palestina, dukungan terhadap hak asasi rakyat Palestina, komitmen negara IUMS pada solusi damai dan anti kekerasan, seruan penghormatan hak asasi manusia, seruan solidaritas anggota IUMS pada rakyat Palestina di negara masing-masing, dan penguatan peran pendidikan kepramukaan sebagai kekuatan bina damai.
Hasil kepemimpinan Indonesia dan Gerakan Pramuka dalam forum tersebut juga diakui oleh pimpinan WOSM, Ahmad Alhendawi dalam pembukaan konferensi IUMS tersebut yang menyatakan Gerakan Pramuka sebagai organisasi dengan anggota Pramuka terbanyak di dunia menunjukkan perkembangan dan kemajuan yang sangat signifikan berkontribusi bagi berbagai capaian penting kepanduan dunia bagi masyarakat internasional.
IUMS sendiri merupakan sebuah perkumpulan yang dibentuk di Amman, Jordania pada tahun 1989 dan diakui dengan consultative status oleh WOSM pada tahun 1993 pada Konferensi Kepanduan Dunia ke-33 di Thailand. Perkumpulan ini menghimpun organisasi anggota WOSM yang memiliki unit kepanduan Muslim dengan tujuan untuk menghimpun persaudaraan, mengembangkan, dan memberdayakan komunitas pandu Muslim di seluruh dunia, serta mendorong aksi sosial kemanusiaan.
Editor: PusdatinKN/Kl