PRAMUKA.ID — Kak Bakhrul Ulum, sosok yang kini berkecimpung di dunia digital marketing tersebut merupakan salah satu dari sekian ribu purna Jambore Nasional tahun 2006.
Pemuda asli Cirebon, Jawa Barat ini punya pengalaman unik dalam hidupnya, yaitu bersepeda dari Bangkok sampai ke tanah kelahirannya dalam waktu 30 hari.
Alumni SMP Negeri Susukan, Cirebon ini aktif ikut pramuka dan terpilih menjadi kontingen Kwartir Cabang (kwarcab) Gerakan Pramuka Cirebon pada Jambore Nasional (Jamnas) VIII di Jatinangor, Jawa Barat pada tanggal 26 Juni sampai dengan 4 Juli 2006 silam.
Purna Ambalan Wisanggeni, pangkalan SMK Negeri 1 Cirebon tersebut bersama 3 regu putra dan 3 regu putri menjadi kontingen cabang, bertemu dengan banyak teman dari seluruh Indonesia.
Kak Bakhrul yang memang hobby bersepeda sejak kecil tersebut menjadikan motivasi baginya untuk bisa melakukan perjalanan dari Thailand menuju Indonesia dengan gowes. Sesuatu hal yang luar biasa, mungkin tidak terbayang bagi orang lain untuk melakukannya.
Pada tahun 2016 saat kuliah di Thailand ia pernah bertemu dengan teman bersepeda bernama Diego dan Marlis. Keduanya melakukan perjalanan dari Belanda ke Indonesia selama satu tahun.
“Bersepeda dalam jangka waktu yang panjang, jarak yang cukup jauh sangat memungkinkan, kalau kita punya keinginan yang kuat dan persiapan yang tepat,” ujarnya.
Bercerita kepada tim Pusinfo Kwarnas, rencana awalnya Kak Bakhrul akan melaksanakan perjalanan lintas negara tersebut pada tahun 2020. Namun karena pandemi COVID-19, saat itu sedang besar-besarnya, hampir semua perbatasan ditutup. Baru pada 2022 saat sudah selesai kontrak kerja di Kuala Lumpur, Malaysia, impiannya tersebut ia wujudkan.
“Saya sudah merencanakan ini cukup lama, merencanakan resign, memutuskan bekerja freelance. September 2022 Kak Bakhrul membawa sepedanya dari Kuala Lumpur ke Bangkok menggunakan pesawat, kemudian ia dititipkan di rumah temannya di Bangkok.
Dengan perhitungan beberapa faktor, Kak Bakhrul baru bisa memulai perjalanan dengan sepeda pada 22 Desember 2022 dari Bangkok. Awalnya tidak menargetkan sampai mana tujuannya, apakah sampai Hatyay, Kuala Lumpur, atau bahkan sampai ke Cirebon.
“Meskipun sudah mempersiapkan cukup lama, ada hal-hal yang tidak bisa dihindari. Namun semakin kuat tekad dan berhasil menempuh lebih dari 2.400 km, ke kampung halaman di Cirebon selama tepat 30 hari,” kenang pria yang punya hobi jogging, hiking, dan hal-hal yang berkaitan dengan alam itu.
Tidak semulus yang ia kira. Ada pula kejadian yang membuatkan sempat membuat Kak Bakhrul turun semangat. Salah satu yang paling berkesan adalah di hari ketiga, terbangun dari tidur di tenda yang sudah terrendam air pasang.
“Saat itu bermalam di sebuah pantai Pecaburi, Thailand. Barang-barang basah, mood berkurang, dongkol selama perjalanan,” ujarnya,
Namun sesuatu hal juga terjadi dan membangkitkan kembali semangatnya ketika singgah di sebuah kedai kopi kecil di Thailand yang disana dijaga oleh perempuan yang usianya berkisar 20 tahun dan hanya nyaman berkomunikasi dengan bahasa Thailand.
“Kita menggunakan aplikasi translate di HP, dia sangat antusias ketika mengetahui saya perjalanan sepeda. Dan dia juga mempunyai mimpi yang sama, berharap bisa berpetualangan dengan waktu yang sangat panjang,” lanjutnya.
Dari apa yang disampaikan oleh sang perempuan di kedai kopi itu, semangat Kak Bakhrulpun seperti meningkat kembali. Ia tersadar, bahwa banyak orang lain yang mempunyai keinginan yang sama, tapi belum bisa mewujudkannya.
“Saya sangat bersyukur, hal itu dapat membantunya memperbaiki mood, dan setelah berbicara dengannya, bisa melanjutkan perjalanan dengan senyum yang merekah,” kenangnya.
Terkait dengan perjalanannya dari Bangkok menuju Cirebon tersebut juga tidak semua mempunyai pandangan yang baik. Seperti misalnya ada yang menyampaikan bahwa hal itu menyiksa diri sendiri dan berbagai komentar yang kurang enak didengar lainnya.
“Saya ingin menyampaikan bahwa ini membuat saya lebih happy. Karena sudah memimpikan sejak lama, pastinya sangat bahagia karena bisa mewujudkannya. Penuh ada suka duka, tapi bisa banyak memetik pelajaran yang akan dikenang sampai akhir hayat,” tegas Kak Bakhrul.
Bagaimana Cerita Jatuh Cinta dengan Sepeda
Setiap orang tentu mempumnyai motivasi yang berbeda-beda dalam mencintai sepeda atau melakukan aktivitas bersepeda. Menurut Kak Bakhrul, bersepeda itu adalah salah satu pengalaman yang sangat unik. Ketika bersepeda, kita bisa pindah dari satu tempat ke tempat lainnya dengan cepat dan terhindar dari kemacetan.
“Bisa saja kita dengan berlari, tapi berlari dapat menguras energi,” terangnya.
Dengan bersepeda, lanjut Kak Bakhrul, kita bisa menikmati alam yang kita lewati. Jika dibandingkan dengan menggunakan sepeda motor atau mobil, bersepeda sangat ideal untuk digunakan dalam berpetualang.
Bersepeda sangat bermanfaat untuk kita. Dengan bersepeda Kak Bakhrul bisa banyak mengurangi stress. Jika naik moda transportasi, saat ikut bermacet-macet, justru akan meningkatkan stres. Namun dengan bersepeda, bisa menghindari macet.
“Kalau orang banyak menggunakan sepeda, tentu akan membantu mengurangi kemacetan. Karena sepeda hanya butuh space yang sedikit, tidak seperti moda transportasi lain. Dan bersepeda mengurangi polusi udara serta suara. Tidak ada emisi dan ramah lingkungan,” tegasnya.
Akan tetapi ia menyampaikan bahwa bersepeda antar negara tidak untuk semua orang. Namun, semua bisa memulai dengan hal-hal sederhana. Misalnya kita ingin beli sesuatu ke sebuah tempat, bisa menggunakan sepeda untuk melakukannya.
“Pergi ke sekolah juga bisa dengan sepeda. Kalau saya pergi kemana-mana, sudah selalu membawa kunci sepeda, agar aman. tidak khawatir,” ujarnya.
Pesan untuk Anggota Gerakan Pramuka
Kepada adik-adik pramuka, Kak Bakhrul mengajak untuk melakukan hal hal yang hanya membuat kita bahagia. Kalau kita melakukan sesuatu, adalah yang membuat kita senang, tapi tidak merugikan orang lain di lingkungan sekitar.
“Kalian punya cukup waktu untuk mewujudkannya,” ujarnya.
Kemudian, di saat yang sama kita bisa memberikan manfaat untuk lingkungan sekitar. Kak Bakhrul mengaku sempat menulis catatan kecil dari perjalanan yang ia lakukan itu.
Kemudian membuatnya menjadi sebuah buku digital dan dijual. Ia membuat buku itu hanya bisa dibeli dengan donasi yang nantinya akan disumbangkan ke sebuah perpustakaan di Lampung.
Pada perjalanan yang ia lakukan itu, Kak Bakhrul merefleksikan diri dengan benar-benar mengamalkan dasa darma, Cinta Alam dan Kasih Sayang Sesama Manusia, serta mencoba untuk bisa berkontribusi sebuah perpustakaan tersebut.
“Belajarlah untuk meresapi apa yang kita dapatkan dari pramuka dan sekolah, mengamalkan sesuai dengan kemampuan dan kapasitas kita semua,” begitu pesan Kak Bakhrul.
Terkait dengan Gerakan Pramuka, Kak Bakhrul memberikan catatan bahwa di Pramuka selalu bisa menemukan hal-hal kecil yang membuatnya tersenyum. Yaitu berlatih bersama teman, bertepuk tangan, bernyanyi bersama, berkegiatan di alam terbuka, dan kegiatan pramuka menyegarkan fikiran.
Hingga saat ini Kak Bakhrul pun mengaku masih selalu menjaga komunikasi dengan para purna Jamnas 2006. Termasuk dalam project yang ia lakukan yaitu bersepeda dari Bangkok ke Cirebon tersebut selalu didukung teman-teman purna Jamnas seperti Kak Imran Maulana, Kak Reski Novitasari, Kak Sri Maulani, Kak Bayu Adit, Kak Firman, Kak Juzar, dan lain-lainnya.