PRAMUKA.ID — Pembinaan Pewarta Pramuka Secara Online yang digelar Komisi Kehumasan dan Informatika bersama Pusat Informasi Kwartir Nasional Gerakan Pramuka sukses digelar. Apalagi para peserta yang mengikuti pelatihan yang digelar pada Sabtu – Ahad (10-11/12/2022) dan Sabtu – Ahad (17-18/12/2022) terlihat antusias mendengarkan paparan materi dari para profesional dibidangnya.
Apalagi panitia menghadirkan narasumber yang merupakan praktisi media massa Nurul Hamami dari Republika, Bagja Hidayat dari Tempo, Ehwan Kurniawan Dosen FSRD IKJ, Irawan Cokin seorang penulis, sutradara dan produser serta R Andi Widjanarko Andalan Nasional Komisi Humas dan Informatika.
Sekjen Kwarnas Gerakan Pramuka Kak Mayjen TNI (Purn) Dr.Bachtiar, S.IP. M.AP., saat membuka Pembinaan Pewarta Pramuka menyampaikan bahwa setiap anggota Pramuka adalah pewarta. Peran serta semua anggota Pramuka untuk menyajikan informasi berkualitas ke publik terkait kegiatan kepramukaan dari mulai Gugusdepan hingga tingkat nasional bisa mendorong Gerakan Pramuka lebih berkembang.
Pembinaan Pewarta Pramuka diselenggarakan Komisi Kehumasan dan Informatika sebagai upaya penyegaran. Kak Bachtiar menilai, semua orang dapat menulis namun belum tentu dapat menjabarkan informasi secara akurat, cepat, dan sesuai kaidah jurnalistik.
“Untuk itu kita latih para Pewarta Pramuka untuk menulis berita, membuat konten kreatif di media sosial dengan baik sehingga masyarakat bisa mendapatkan informasi secara utuh, tidak salah persepsi. Mau tidak mau saat ini kita berada di era digitalisasi, sehingga kita juga harus menguasai kehumasan di era digital agar tidak ketinggalan zaman,” tuturnya.
Dalam menulis, nilai berita menjadi kriteria untuk menilai apakah suatu peristiwa layak diberitakan. Semua peristiwa atau kejadian yang terjadi tidak bisa langsung dikatakan sebuah berita jika belum memenuhi nilai berita.
Kak Nurul Humami dari Republika memaparkan, setidaknya ada tujuh nilai berita yang menjadi acuan sebuah informasi layak dipublis yakni actual (terbaru), magnitude (pengaruh), proximity (kedekatan), prominence (ketokohan), human interest (sisi kemanusiaan), unique (unik) dan conflict (pertikaian).
“Ada banyak hal yang bisa kita angkat dari sebuah peristiwa. Mulai dari prominence, actual, human interest, unique, hingga magnitude. Namun perlu diingat saat menulis sebuah berita harus memperhatikan unsur berita yaitu 5W + 1H, ” kata Kak Humami.
Sementara redaktur eksekutif Tempo Kak Bagja Hidayat memberikan tips menulis feature. Paragraf pertama sebuah feature adalah sebuah pertaruhan; pada lead (pembuka) feature sangat menentukan minat pembaca untuk melanjutkan membacanya hingga selesai. Pembaca juga tetap harus mampu dipikat dengan bahan yang dijadikan tulisan dan judul.
Membuat naskah informasi yang mengandung nilai berita merupakan salah satu trik mudah menulis artikel. Selain itu redaktur eksekutif Tempo ini membagikan tips lain diantaranya mendahulukan sesuatu yang berbeda dan menarik, menggunakan bahasa Indonesia yang baku.
“Semakin sederhana penyampaian ide dan informasi makin mudah berita dicerna,” kata Kak Bagja. Intinya saat menulis feature penggunaan kalimat yang ringkas, jelas, dan sesuai fakta menjadi faktor penting. Isi tulisan adalah jawaban atas angle yang kita tetapkan.
Pada hari ketiga, Sabtu (17/12/2022) Pembinaan Pewarta Pramuka ada tiga orang pemateri yaitu Kak Ehwan Kurniawan Dosen FSRD IKJ menyampaikan materi dasar-dasar membuat konten infografis. Kemudian tips membuat video disampaikan oleh Irawan Cokin seorang penulis, sutradara, dan produser.
Sementara Kak R Andi Widjanarko Andalan Nasional Komisi Humas dan Informatika memberikan materi tips memotret dengan telefon selular. Menurutnya, Era digital yang terus berkembang sesuai perkembangan teknologi memudahkan seseorang membuat kemasan foto atau video kreatif dan mengunggahnya pada platform yang diinginkan seperti youtube, tiktok, snack video, dan medsos lainnya.
“Menyampaikan informasi lebih mudah dilakukan secara visual melalui gambar/foto/video daripada melalui media tulisan. Sebagai Pewarta Pramuka, kita harus mampu menjadi garda terdepan untuk mempublikasikan setiap kegiatan kepramukaan. Medsos sebagai salah satu media bagi Pewarta Pramuka untuk mempublikasikan karyanya dengan jangkauan publik lebih luas,” ujar Kak Andi.
Pada Pembinaan Pewarta Pramuka Secara Online ini, para peserta yang berasal dari utusan Kwartir Daerah se-Indonesia juga melaksanakan praktik menulis. Tulisan tersebut kemudian dievaluasi oleh para peserta.
**
Pewarta : Ina Pergiyati/Lukman Prayitno