PRAMUKA.ID — Saat ini, penggunaan ponsel pintar tak bisa dicegah dari kehidupan kita sehari-hari. Tua, muda, bahkan sampai anak-anak usia SD sudah banyak yang dapat menggunakan ponsel pintar dalam genggamannya.
Tak melulu orang-orang di kota, di desa pun masyarakatnya sudah tak asing dengan keberadaan ponsel pintar. Apalagi jaman sekarang, banyak para ahli menyebut bahwa sekarang ini kita sudah menapaki era revolusi industri 4.0. Mereka menyebutkan bahwa salah satu cirinya kita masuk dalam era tersebut adalah penggunaan perangkat digital dan digitalisasi data.
Seiring berjalannya waktu, penggunaan perangkat digital semakin tak terbantahkan dan terasa semakin masif setelah dunia mengalami wabah pandemi. Dalam masa pandemi itu kita secara “terpaksa” diharuskan “dekat” dengan perangkat digital.
Dalam denyut kehidupan yang kita jalankan saat ini, pemanfaatan perangkat digital dapat mengarah pada dua hal, yakni hal positif dan hal negatif. Hal positif dari pemanfaatan perangkat digital salah satunya adalah perangkat itu telah memberi kemudahan bagi penggunanya untuk melakukan hubungan dengan cepat dan murah. Namun, hal negatif pun tak terbantahkan.
Dengan masifnya penggunaan perangkat digital, semua informasi yang masuk dan berbagai konten negatif pun dapat diakses dengan mudah dan tak terbendung.
Dengan perkembangan teknologi informasi yang kian pesat, Gerakan Pramuka juga ikut andil dalam dunia literasi dan informasi. Melalui tagar Setiap Pramuka Adalah Pewarta dalam web pramuka.id, maka setiap anggota Pramuka didorong untuk menjadi seorang jurnalis sekaligus menjadi seorang penulis.
Selain itu, Pramuka didorong agar memiliki kesadaran sebagai pemberi informasi yang benar dan bertanggung jawab pada akun sosial media yang dimiliki masing-masing.
Bila kita lihat makna kata literasi dalam KBBI V, maka kita ketahui bahwa terdapat beberapa makna dari kata Literasi;
- Literasi merupakan kemampuan menulis dan membaca.
- Literasi merupakan pengetahuan atau keterampilan dalam bidang atau aktivitas tertentu.
- Literasi merupakan kemampuan individu dalam mengolah informasi dan pengetahuan untuk kecakapan hidup.
Sedangkan makna kata Literasi digital adalah kemampuan untuk memahami informasi berbasis komputer.
Dari beberapa makna tersebut kita dapat menarik sebuah pemahaman bahwa literasi digital merupakan kecakapan untuk menggunakan media digital, alat-alat komunikasi, atau jaringan dalam menemukan, mengevaluasi, membuat informasi, dan memanfaatkan secara sehat, bijak, cerdas, cermat, dan menaati aturan serta norma-norma dalam rangka membina komunikasi dan interaksi dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam hal ini, anggota Pramuka juga berperan dalam mengembangkan pengetahuan dan kecakapan dalam bidang literasi digital sehingga dapat mengikuti jaman teknologi informasi ini.
Dari aspek pendidikan, Gerakan Pramuka sebenarnya mengusung spirit mendidik. Berbagai pendekatan dalam latihan kepramukaan bertujuan membantu insan yang berjiwa muda agar agar menjaga semangat belajar, mengembangkan potensi spiritual, sosial, intelektual dan fisik.
Hal tersebut sesuai dengan tujuan pendidikan menurut UU No.2 Tahun 2003, bahwa fungsi pendidikan adalah mengembangkan kemampuan, membentuk karakter dan mengembangkan potensi siswa.
Di Indonesia, Gerakan Pramuka menjadi bagian dari pendidikan nasional. Ia masuk dalam kategori pendidikan ekstrakurikuler yang harus diikuti oleh peserta didik.
Dikarenakan Gerakan Pramuka termasuk di dalamnya, maka anggota pramuka dituntut memiliki tanggung jawab dan kedisiplinan tinggi demi membentuk karakter yang kuat baik mental maupun fisik.
Sesuai dengan salah satu isi Dasa Dharma, bahwa Pramuka itu “Rajin, terampil dan gembira,’ maka jika dikaitkan dengan era digital sekaran, Pramuka diharapkan ikut serta aktif dalam perkembangan teknologi khususnya media sosial untuk menginformasikan berita-berita positif.
Gerakan Pramuka dapat menjadi sebuah gerakan penangkal berita hoaks. Dengan mempelajari dan menerapkan apa yang boleh dan dilarang di media sosial, setiap anggota Pramuka menyadari bahwa konten yang diunggah akan dilihat dan bermanfaat bagi banyak orang.
Dengan rajin dan terampilnya anggota Pramuka memproduksi berita-berita dan konten-konten positif, maka kreativitas seorang Pramuka akan terus berkembang. Lebih luas lagi, kreativitas itu maenjadi konsumsi masyarakat umum sehingga dapat mendorong komunitas lain untuk berkreasi dan ikut berliterasi.
Disadari atau tidak, semakin banyak konten positif yang disebar di media sosial, maka wawasan yang bermanfaat akan selalu tersedia. Hal yang efektif untuk menjadikan masyarakat umum, khususnya anggota Pramuka agar melek informasi.
*) Tentang Penulis