Warta Pramuka
Kamis, 26 Mei 2022
  • Home
  • Warta Pramuka
  • Warta Foto
  • Warta Video
  • Opini
  • Tautan
    • PRAMUKA.OR.ID
    • ABDIMAS
    • JAMNAS XI
    • Karya Bakti
  • RADIO
No Result
View All Result
  • Home
  • Warta Pramuka
  • Warta Foto
  • Warta Video
  • Opini
  • Tautan
    • PRAMUKA.OR.ID
    • ABDIMAS
    • JAMNAS XI
    • Karya Bakti
  • RADIO
No Result
View All Result
Warta Pramuka
No Result
View All Result

Hari Pahlawan Bermula dari Pramuka Garuda

Oleh Kak Prof. Dr. Suyatno, M.Pd

pramuka.id
Rabu, 10 Nov 2021
kategori: Kwarnas, Opini
0
Hari Pahlawan Bermula dari Pramuka Garuda
Share on FacebookShare on Twitter

PRAMUKA.ID – Seorang Pandu Garuda, tiap hari, berkoar-koar melalui radio menggugah pendengarnya. Semakin hari semakin meluas penggemarnya karena disiarkan radio RRI Surabaya sebagai alat komunikasi yang digemari selain surat kabar saat itu. Oleh karena isi koar-koar itu logis, berulang-ulang, menggugah pikiran, menguatkan tekad, dan memunculkan semangat untuk membuktikan isi koar-koar itu, para pemuda, orangtua, anak-anak dan ibu-ibu meneruskan isi koar-koar ke dalam ngrumpi, kasak-kusuk, celotehan, rapat, dan lainnya.

Herannya, semuanya merujuk pada satu opini bahwa merdeka adalah hak kita. Lalu, tembok-tembok ditulisi Merdeka atau Mati, Londo Disetriko, Inggris Dilinggis, Penjajah Edan, Merdeka!!!, dan aneka tulisan grafiti yang lain. Koar-koar semakin bersemangat disampaikan seorang pemuda itu. Rakyat keluar rumah semuanya sambil membawa senjata seadanya termasuk bambu runcing dan kayu. Koar-koar dari RRI terus mengumandang. Pendengar semakin kepanasan untuk menjumpai penjajah.

BACA JUGA

Sekjend Kwarnas Menyerahkan Secara Langsung Piagam Penghargaan Perempuan Pramuka Inspiratif 2022

Sekjend Kwarnas Menyerahkan Secara Langsung Piagam Penghargaan Perempuan Pramuka Inspiratif 2022

Kwarnas akan Gelar Bimtek Gudep Ramah Lingkungan Regional 2 tahun 2022 di Kota Bogor

Kwarnas akan Gelar Bimtek Gudep Ramah Lingkungan Regional 2 tahun 2022 di Kota Bogor

Karena banyak yang keluar di jalan-jalan, suasana tidak bisa terkendali. Apalagi ada ancaman bumi hangus dari Inggris melalui selebaran yang disebar lewat pesawat, rakyat malah tidak takut. Koar-koar terus dilakukan oleh seorang pemuda yang pandai memilih diksi, orasi, dan persuasi. Dua jenderal terbunuh tetapi tidak diketahui yang membunuh akibat banyaknya kerumunan itu. Seorang pemuda terus saja berkoar-koar dengan lantang.

Siapa seorang pemuda itu? Dia tidak lain dan tidak bukan adalah Bung Tomo si kumis tipis rambut gelombang, kurus, dan lincah berucap. Nama asilnya Sutomo seorang pramuka garuda.

Bung Tomo berasal dari Surabaya. Bung Tomo lahir pada 3 Oktober 1920 di Kampung Blauran, Surabaya. Kampung Blauran dekat dengan pusat penjajah waktu itu. Bung Tomo suka bekerja keras untuk memperbaiki keadaan agar menjadi lebih baik. Saat usia 12 tahun, ketika Bung Tomo terpaksa meninggalkan pendidikannya di MULO.

Ketika itu, Bung Tomo melakukan berbagai pekerjaan kecil-kecilan untuk mengatasi dampak depresi yang melanda dunia saat itu. Bung Tomo juga menyelesaikan pendidikan HBS lewat korespondensi, namun tidak pernah resmi lulus.

Di usia muda Bung Tomo aktif dalam organisasi kepanduan atau KBI (Kepanduan Bangsa Indonesia). Bung Tomo menegaskan, filsafat kepanduan, ditambah dengan kesadaran nasionalis yang diperolehnya dari kelompok ini dan dari kakeknya, merupakan pengganti yang baik untuk pendidikan formalnya.

Di usia 17 tahun, Bung Tomo menjadi terkenal ketika berhasil menjadi orang kedua di Hindia Belanda yang mencapai peringkat Pandu Garuda. Tentu, koar-koar Bung Tomo tidak ngawur dan asal-asal. Koar-koarnya berdasar atas sikap dan prinsip dasar kepanduan yang peduli pada bangsa dan negara Indonesia.

Inisiatifnya dalam berjuang lewat kata-kata mendapatkan momennya. Isi koar-koarnya dikonsultasikan kepada sesepuh termasuk kepada Kyai Hasyim Asyari pendiri NU. Jawab Mbah Hasyim adalah teruskan dan tambahi kata jihad melalui ucapan Allah Akbar. Bung Tomo tambah bersemangat.

Anehnya, rakyat mengenal kehebatan isi koar-koar dan lantang suaranya tetapi tidak tahu orangnya. Lalu, para wartawan membuat setting podium buatan, Bung Tomo diminta berpakaian tentara pejuang dan dipotret. Semua yang melihat foto itu kaget. Ternyata dia masih muda ya. Ternyata ganteng juga. Ternyata kurus dan menyalak. Ternyata tegap. Ternyata rakyat bisa digerakkan seorang anak muda berusia 25 tahun, dan ternyata yang lain.

Keberanian Bung Tomo tentu didasari oleh disiplin, berani, dan setia. Kerelaannya berjuang didasari oleh siap, setia, sedia. Itulah kaliber pramuka garuda. Ada tantangan yang bisa dihadapi. Ada hambatan yang bisa diterobos. Ada penderitaan bangsa bisa diubah menjadi merdeka. Pramuka garuda adalah puncak harga diri dari peserta didik. Pramuka garuda adalah hak peserta didik. Berikan haknya. Garudakan mereka dengan sebaiknya.

***

Penulis: Kak Prof. Dr. Suyatno, M.Pd (Waka Binawasa Kwarnas Gerakan Pramuka 2018-2023)

Kata Kunci: pramuka pewarta
Sebelumnya

Kemenkes-Kwarnas Jajaki Kemitraan Ketahanan Kesehatan

Sesudahnya

Bupati Rembang: Gerakan Pramuka di Era Revolusi Industri 4.0 Harus Lebih Kreatif dan Inovatif

Warta Terkait

Sekjend Kwarnas Menyerahkan Secara Langsung Piagam Penghargaan Perempuan Pramuka Inspiratif 2022
Kwarnas

Sekjend Kwarnas Menyerahkan Secara Langsung Piagam Penghargaan Perempuan Pramuka Inspiratif 2022

Kwarnas akan Gelar Bimtek Gudep Ramah Lingkungan Regional 2 tahun 2022 di Kota Bogor
Kwarnas

Kwarnas akan Gelar Bimtek Gudep Ramah Lingkungan Regional 2 tahun 2022 di Kota Bogor

Peringati Hari Lebah Sedunia, PT Madu Pramuka Gelar Talkshow “Cintai Bumi Selamatkan Lebah”
Kwarnas

Peringati Hari Lebah Sedunia, PT Madu Pramuka Gelar Talkshow “Cintai Bumi Selamatkan Lebah”

Update Informasi Kontingen Jamnas XI 2022 Terrangkum Di Sini
Kwarnas

Update Informasi Kontingen Jamnas XI 2022 Terrangkum Di Sini

Komjen. Pol. (Purn.) Drs. Budi Waseso
Opini

Semangat Mengabdi Kak Budi Waseso

Mengabdi Tanpa Batas: Kisah Dua Tokoh Utama
Opini

Mengabdi Tanpa Batas: Kisah Dua Tokoh Utama

Next Post
Bupati Rembang:  Gerakan Pramuka di Era Revolusi Industri 4.0 Harus Lebih Kreatif dan Inovatif

Bupati Rembang: Gerakan Pramuka di Era Revolusi Industri 4.0 Harus Lebih Kreatif dan Inovatif

Pameran dan Diskusi Pramuka dalam Lintasan Sejarah

Pameran dan Diskusi Pramuka dalam Lintasan Sejarah

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

thirteen − 13 =

WartaPilihan

Kak Ridwan Kamil Lantik Pengurus dan LPK Kwarda Jawa Barat 2020-2025

Kak Ridwan Kamil Lantik Pengurus dan LPK Kwarda Jawa Barat 2020-2025

Hari Pahlawan Bermula dari Pramuka Garuda

Hari Pahlawan Bermula dari Pramuka Garuda

JOTA-JOTI-2020

Kwarnas Imbau Seluruh Kwarda dan Kwarcab Fasilitasi JOTA-JOTI 16-18 Oktober 2020

Kwarcab Kabupaten Wajo Gelar Jambore Cabang

Kwarcab Kabupaten Wajo Gelar Jambore Cabang

Kak GKR Mangkubumi Menutup Evaluasi Revitalisasi Kegiatan Abdimas Tahun 2022

Kak GKR Mangkubumi Menutup Evaluasi Revitalisasi Kegiatan Abdimas Tahun 2022

Warta Pramuka

PRAMUKA.ID merupakan laman khusus Warta Gerakan Pramuka yang dikelola oleh Pusat Informasi (Pusinfo) Kwartir Nasional untuk mempublikasikan informasi dari seluruh anggota pramuka. #SetiapPramukaAdalahPewarta

Email : pewarta@pramuka.id

  • Home
  • Kebijakan Privasi
  • PRAMUKA.OR.ID

© 2022 Warta Gerakan Pramuka - by Pusinfo

No Result
View All Result
  • Home
  • Warta Pramuka
  • Warta Foto
  • Warta Video
  • Opini
  • Tautan
    • PRAMUKA.OR.ID
    • ABDIMAS
    • JAMNAS XI
    • Karya Bakti
  • RADIO

© 2022 Warta Gerakan Pramuka - by Pusinfo